Rabu, 23 Januari 2013

BudiDaya Teri

Selain berbagi inspirasi, satu hal aktivitas yang paling saya cintai adalah budidaya teri. Seringkali terhadap aktivitas saya yang satu ini saya menerima cemoohan wal ejekan "hari gini masih budidaya teri...? Apa kata dunia ?".

"Masa bodoh dengan dunia. Dan Masa pintar dengan akhirat!". Saya bersyukur bisa menikmati bagaimana saya bisa asyik masyuk budidaya teri. Yang bilang budidaya teri tidak menguntungkan bagi kehidupan dunia adalah orang stress dan bodoh. Kenapa? karena justru dari budidaya teri itulah, kakap bahkan paus akan datang menghampiri kita. Ya! budidaya teri membawa manfaat pasti berlipat.

Budidaya Teri alias membudiberdayakan istri merupakan ledekan yang biasa disematkan bagi para suami yang masih saja mau menjadi "supir", "tukang ojek", atau "pemandu wisata' bagi istrinya. Tapi kalo saya ndak malu tuh. Saya malah berbahagia jika hari ini masih ada saja orang yang menempatkan "budidaya teri" sebagai bahan ledekan atau cemoohan. Saya selalu menjadi pendukung paling berkobar bagi istri untuk belajar di bangku kuliah dan membantunya mewujudkan cita-cita menjadi konselor anak terbaik.

Saya selalu berbahagia bisa menjadi tukang ojek yang mengantar dan menjemput istri dalam menimba ilmu, sekalipun tengah hamil tua. Saya tidak malu mengakui betapa senangnya saya melihatnya tersenyum kala merasa terbantu oleh saya mencuci tumpukan pakaian. Ingat ketiga prinsip dalam kepemimpinan Ingarso Sung Tulodho, Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karso. Ing Madya Mangun Karso maksudnya agar suami sebagai seorang pemimpin mampu hadir menjadi partner bagi istri. Jadi berbahagialah jika bisa meringankan bebannya. Tapi ingat BudiDaya bukan berarti menghamba.

BudiDaya berarti memberdayakan istri dengan baik. Ingat memberdayakan bukan memperdayakan, karena istri jangan hanya sekedar dijadikan konco wingking. Sekedar teman di Dapur, Sumur, dan Kasur. Kualitas kepemimpinan dan manajerial seorang suami sebagai imam dalam rumah tangga justru bisa dinilai dari sebesar dan sejauh apa ia membudidayakan istrinya.

Ingat dibalik seorang suami yang sukses terdapat istri saleha yang selalu mendukung dirinya. Biar dukungan istri jauh lebih optimal maka jangan hanya diperdayakan, budidayakanlah ia. jadi salah besar kalo ada yang bilang budidaya teri tidak menguntungkan. Justru dengan budidaya teri akan mampu menghadirkan kakap kehidupan, bahkan paus rezeki dalam kehidupan rumah tangga kita.

Semoga berwujud sakinah, mawaddah, wa rahmah.

-aeplopyu-
--------------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep




Senin, 21 Januari 2013

Hal Penting

Saya memiliki seorang sahabat yang bisa dibilang dikelilingi oleh limpahan harta. Apapun yang ia inginkan bisa diwujudkan.. Ia baru saja membeli sebidang tanah dan membangun istananya, tapi sayang sahabat saya beserta keluarganya rentan sakit. Ia beserta kedua anaknya sangat rentan dengan sakit, bahkan kehidupannya dengan sang istri juga bisa dibilang penuh dengan luapan-luapan emosi dan ketidakpercayaan.

Beberapa hari lalu saya menerima kabar bahwa ia sekeluarga tertimpa sakit secara berjamaah. Padahal jika dikalkulasikan secara logis dengan kemampuannya membeli suplemen dan hidup sehat, harusnya peluang sakit berjamaah harusnya kecil kemungkinan terjadi.

Bahkan kemarin saya sempat menjenguknya di salah satu kamar VIP rumah sakit. Kamarnya saja sudah seluas rumah yang saya diami sekarang. Tapi sayang sahabat saya tersebut kok tidak bisa menikmati nyaman ruang VIPnya, karena yang dia lakukan hanya tidurr supaya sakitnya sembuh.

Telisik punya usut, ternyata dulu kala sahabat saya ini sempat mendapat rezeki dari cara yang kurang baik: pengadaan tender proyek tertentu dan mark up anggaran. Pastinya itu saya yakini yang menjadi penyebab mengapa sahabat saya tersebut rutin sakit, bahkan seringkali berjamaah dalam sakitnya, ngajak-ngajak anak dan istrinya.

Hukum Al Quran Hukum Alam. Hal Baik kita tanam meski hanya sebesar zarah pasti akan berbuah manis. Begitupun sebaliknya keburukan yang kita lakukan meski hanya sekecil zarah pasti akan bertuah pahit nantinya. Jangan hanya karena dunia semata kita sampai diperbudak dunia dan mengorbankan kebahagiaan waktu kita bersama keluarga.

Menguasai dunia itu penting, tapi bertahan dari dikuasai dunia itu jauh lebih penting.

-aeplopyu-

------------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep

Jumat, 18 Januari 2013

Pilates Kehidupan

Pagi hari sebelum beraktivitas saya menyempatkan diri untuk menemani istri melakukan prenatal pilates atau sederhananya senam pilates di rumah. Berdasarkan penelitian kesehatan, senam ini penting dilakukan bagi ibu hamil agar memudahkan proses persalinan kelak, sehingga ibu dan bayi sehat afiat wal selamat.

Senam pilates berfokus pada sinergi ritmis antara gerakan tangan, kaki, dan pernapasan. Ketika tangan atau kaki digerakkan seraya ditarik dan membuat otot-otot tegang bahkan hingga membuat tulang punggung sakit, maka kita diminta untuk menarik nafas sebaik mungkin. Sebaliknya, ketika tangan atau kaki digerakkan dan membuat otot-otot rileks, maka kita diminta untuk menghembuskan nafas.

Sembari menemani istri melakukan gerakan-gerakan pilates tadi, kok saya merasa hidup ini kaya pilates ya. Adakalanya dalam fase kehidupan kita ditarik sehebat mungkin hingga merasa sakit dan ibarat ujian tersebut terlalu berat. Namun dalam fase tarikan ujian tersebut kita diminta untuk tidak menyerah, bahkan kita diminta untuk terus menerus berusaha menghirup rezeki seoptimal mungkin.

Hirupan rezeki yang kita kumpulkan tadi bukan hanya harus terus-menerus disimpan. Saat kita sudah merasakan fase nyaman, rileks dari berbagai tarikan-tarikan ujian maka kita harus menghembuskan rezeki yang kita kumpulkan tadi. Bebas lepas dari ujian merupakan sebuah prestasi, oleh karenanya agar prestasi tersebut semakin bermakna, maka sempurnakanlah dengan berbagi.

Coba simulasikan, sudah terasa sakit ditambah nafas yang kita hirup kita tahan dan tidak kita hembuskan? sakitnya malah berlipat kali rasanya toh? Begitupun dengan prestasi yang kita raih segera sempurnakan dengan berbagi dan menebar manfaat. 

Pilates kehidupan membuat kita terus menerus mendapat hantaran nafas cinta, baik dari penduduk bumi maupun penduduk langit.

-aeplopyu-
-------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep

Kamis, 17 Januari 2013

Jual Beli Seorang Trainer [Seharusnya]

Rabu kemarin saya mendapat kesempatan untuk silaturahim ilmu empat mata ke kediaman pak FP. Dalam kesempatan tersebut saya mendapat banyak tamparan ilmu yang membedah pikiran dan membuat hati jadi lebih terasa plong tanpa harus mengalami rem asa yang blong.

Benar satu yang saya pelajari dalam kesempatan tersebut adalah terkait profesi yang saya geluti saat ini: trainer. Seorang trainer tidak dibenarkan untuk mematok dan menarik bayaran atas ilmu yang dia sampaikan, karena sejatinya semua ilmu berasal dari Al Quran dari Tuhan, yang tidak patut darinya diperjual belikan dan diambil bayaran demi  kepentingan pribadi.

Seorang trainer juga tidak dibenarkan mengatasnamakan waktunya untuk melatih, mendidik, memotivasi, atau menginspirasi untuk diperjual belikan. Jual beli waktu itu tidak sesuai dengan prinsip syariah, karena barang yang hendak dijual belikan harus nyata. Kalo katanya Bajaj yang konkret...konkret...konkret...

Lalu bagaimana seharusnya? nah pak FP memberikan jawaban "jadi dalam akad sebuah pelatihan yang terjadi adalah sewa waktu sang trainer. Semakin sibuk sang trainer, semakin padat jadwal dan tinggi jam terbangnya. Maka orang harus berani membayar lebih agar sang trainer mau meluangkan waktunya tersebut.

Nah sahabat, semoga tulisan ini bisa menjadi cermin niatan dalam berbagi bagi kita yang berprofesi sebagai trainer.

-aeplopyu-
----------------------------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep

Senam Totalitas

Saya memiliki seorang guru kehidupan yang totalitasnya dalam bersedekah tidak akan diragukan, sekalipun usianya masih sangat belia dan masih mengenyam ajar di bangku kuliah. Guru saya ini mendedikasikan hidupnya dalam mencintai anak yatim, bukan dengan limpahan hartanya, bukan dengan tingginya ilmu yang dimilikinya, bukan pula dengan jabatan hebat yang melekat. Ia mendedikasikan cinta demi kecintaanya untuk membahagiakan anak yatim

Totalitasnya dalam mencintai anak yatim ia tunjukkan dengan menjadi tenaga pendukung di salah satu yayasan pembina prestasi anak yatim. Dengan kemampuan sulapnya, ia bersedia dengan senang hati berbagi inspirasi demi senyum anak yatim. Bahkan sekalipun masih kuliah dan belum memiliki penghasilan yang pasti, ia bersedia menikahi seorang ibu dari anak yatim yang ia asuh, hanya dengan modal bismillahi ar rahman ar rahim.

Totalitasnya lebih tidak diragukan ketika lusa kemarin, ia rela mengendarai motor menembus derasnya hujan demi menjemput beberapa pak barang yang akan digunakan dalam bazar amal untuk anak yatim. "Kang, kok mau sih kerja kayak gini? kedinginan, ribet membawa motor yang dipenuhi barang, dan tanpa bayaran rupiah yang menggiurkan" tanya saya tergeleng-geleng kagum melihat perjuangan totalitasnya. "Saya senang dan merasa nyaman cak melakukan ini semua. Lagi pula bila saya melakukan semua ini mampu menyehatkan jiwa dan tubuh saya".

Dari apa yang disampaikan guru saya tersebut akhirnya saya mendapat sebuah pelajaran. Bahwa totalitas itu layaknya senam. Dalam melakukan apapun kita harus merasa SENang dan nyAMan. Nah jika kita senang dan merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan, hal tersebut mampu menyehatkan jiwa dan raga kita, layaknya senam.

-aeplopyu-
-----------------------------------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep


Selasa, 15 Januari 2013

Jadilah Seorang Player

Dalam usia kehamilan yang sudah mencapai minggu ke tiga puluh dua, mau tidak mau istri harus lebih banyak bergerak, ya salah satunya rutin melakukan senam hamil sebagai persiapan fisik menjelang persalinan kelak. Namun sebagaimana layaknya bawaan hormonal wanita hamil yang menyebabkan dirinya moody, memintanya melakukan senam hamil amatlah sulit. Padahal tidak perlu sampai ke rumah sakit untuk ikut kelas senam hamil, karena saya sudah mengunduh video tutorialnya dan bisa dilakukan dirumah.

"Ah popo mah bisanya nyuruh aja. Badan bubu tuh sakit semua tauk. Coba ajah popo senam hamil sana" elak Bubu, panggilan baru istri saya.. Dalam hati saya berpikir, benar juga apa yang dikatakan oleh istri saya. jika hanya sekedar memberi instruksi, sekedar memerintah tentu tidak akan mampu membuatnya melakukan apa yang saya harapkan. Akhirnya saya memutuskan untuk bergaya layaknya wanita hamil.

Saya ambil bantal dan memasukkannya kedalam baju yang saya kenakan, seolah saya sedang hamil besar sama seperti dirinya. "Hayuk Ibu cantik, kita senam bersama" melihat tingkah saya bubu pun cekikikan dan bersedia melakukan senam hamil.

Gerakan tiap gerakan kami lakukan bersama-sama, dan jujur dengan ganjalan besar di perut, bukanlah hal mudah melakukan gerakan senam hamil. Bagaimana dengan istri yang sedang hamil tua seperti itu ya? Akhirnya sebagai apresiasi karena telah berhasil menuntaskan senam hamil saya memberikan reward.

"Nah karena bubu sudah berhasil melakukan senam hamil hingga tahapan terakhir, ini Popo kasih hadiah: segelas susu hangat untuk bubu dan buby kita" ujar saya. "Aduh udah senam hamil ditambah susu pula?" gerutu istri saya yang memang sangat sulit diminta minum susu suplemen kehamilan. "Tenang ajah, nih popo juga minum susunya" saya mencoba merayunya untuk minum susu bersama.

Dari kisah diatas semoga sahabat bisa mengambil sebuah sharing ilmu: bahwa menjaadi seorang pemimpin jangan hanya bisa memberi perintah. Sebuah perintah atau instruksi akan menjadi hambar nilai jika ternyata yang memberikan perintah sekedar memerintah tanpa mau mencontohkan dan mengikuti apa yang diperintahkan.

Ingatlah bahwa mereka yang kita pimpin adalah manusia bukan robot. Manusia memiliki fluktuasi kondisi diri, terkait asek fisik, kecerdasan, dan hati. Karenanya mereka membutuhkan tiga aspek penting dalam kepemimpinan. Ing Ngarso Sung tulodho: jadilah seorang leader di depan. Tut Wuri Handayani: jadilah seorang motivator di belakang. Tapi untuk menjadi seorang pemimpin yang baik kita pun harus Ing Madya Mangun Karsa: jadilah seorang player yang turut melakukan apa yang kita inginkan.

-aeplopyu-
---------------------------------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep atau invite 291c60bf

Senin, 14 Januari 2013

Tak Ada Yang Percuma

Jum'at terakhir di tahun dua ribu dua belas lalu alhamdulillah saya kehilangan amplop berisi uang yang rencananya akan saya gunakan untuk membayar ketika berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan. Setelah mencari laksana tawaf di tengah ramainya orang yang berbelanja akhirnya saya tidak berhasil menemukannya. Ya sudahlah, saya elus dada dan mengucapkan "aal iz vell", kembali kepada istri yang tengah mengantri di kasir pembayaran dan berkata "maaf ya sayang, semua pasti tidak percuma".

Keesokannya ketika saya hendak mengambil uang di mesin ATM salah satu bank pemerintah. Dalam rangka membelikan keponakan hadiah ulang tahun, alhamdulillah kartu ATM saya tertelan sehingga batal membeli karena satu-satunya rekening saya tertelan dan tidak bisa digunakan. Dus hari itu adalah sabtu dimana semua kantor tutup dan baru buka hari Rabu. Jujur saya sempat emosi dan uring-uringan, tapi istri mengelus dada saya dan berucap "sabar ya sayang, semua pasti tidak percuma"

Hingga suatu malam istri mengingatkan "Popo sudah mensedekahkan penghasilannya?". "Astagfirullah, iya sayang Popo khilah, lupa. Berarti benar kejadian tempo hari tidak percuma ya." saya pun melakukan tepok jidat. "Iya Po, bisa saja kehilangan kemarin adalah mekanisme yang sudah Tuhan lakukan secara otomatis untuk mengingatkan dan membantu popo untuk melakukan komitmen sedekahnya. Jadi, tidak ada yang percuma toh" jawab istri saya.

Tak lama setelahnya, gara-gara niatan mengisi pelatihan secara gratis dengan dasar niat berbagi energi positif, saya mendapat hand set Blacberry gratis. Sesuatu yang sebenarnya saya paling tidak mau bersentuhan dengannya. Mungkin ini bentuk dukungan semesta, karena sudah sejak lama beberapa teman menyarankan saya untuk menggunakan blacberry. Dan dikarenakan melakukan pelatihan dengan niatan sedekah energi itu tadi itu Blackberry akhirnya mau ndak mau harus saya sentuh.

Saya harus menganggap kehadiran Blackberry bukan sebagai pencairan sedekah energi yang saya lakukan. Karena saya harus mengingat "tidak ada yang percuma", sehingga saya harus menjadikan Blackberry tersebut sebagai uang muka dari Tuhan agar saya lebih banyak melakukan sedekah energi. Dengan demikian bukan hanya nilai kebermanfaatan Blacberry saja yang bertambah, nilai kebermanfaatan saya sebagai manusiapun harus terus bertambah.

Bagaimana dengan sahabat semua? Yuk jadikan nikmat dalam bentuk kemudahan, hadiah, prestasi atau apapun bentuknya sebagai cambuk pelecut agar terus menebar kebaikan, sebagai jalan terbaik bagi kita menjadi masterpiece kehidupan.

-aeplopyu-
---------------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? Yuk berbagi ilmu @cakaep atau sedekah energi via bbm 291c60bf

Sabtu, 12 Januari 2013

Tak Ada Kebetulan


Bagi sahabat yang pernah melakukan perjalanan dengan pesawat terbang pasti pernah mengalami kendala delay yang pasti membuat sedikit jengkel di hati. Untuk beberapa lamanya sang kepala pramugari (produser) akan berbicara lewat pengeras suara meminta maaf atas keterlambatan dikarenakan permasalahan teknis, salah satu contohnya adalah keterlambatan salah satu penumpang khusus. Saya pun pernah mengalaminya, tapi bukan sebagai pihak yang jengkel melainkan pihak yang membuat jengkel.

Beberapa waktu lalu saya sempat memberikan pelatihan di Manado. Pagi hari, mobil jemputan yang harusnya mengantar saya ke Bandara terlambat datang. Jadilah sang pengemudi ngebut mengejar pesawat yang sepuluh menit lagi akan take off.

Tiba di Bandara tanpa mengalami prosedur ideal keberangkatan, saya langsung diminta segera menuju pesawat yang telah di delay dua puluh menit khususan untuk saya. Usut punya usut ternyata klien yang mengundang saya adalah orang yang memiliki pengaruh kuat di Manado, sehingga mampu menghadirkan kemudahan tersebut bagi saya. Hamdallah betapa bersyukurnya saya mendapat kemudahan seperti ini.

Tak lama berselang, kemudahan yang saya dapat akhirnya cair ketika saya hendak memberikan pelatihan di Palembang. Naasnya pagi itu hujan deras membuat jalanan macet tidak ketulungan dan menghambat keberangkatan saya ke bandara dan menuju Palembang. Saran sang pengemudi agar saya beralih naik ojek hingga ke terminal lalu beralih lagi naik DAMRI, karena naik taksi jika dalam kondisi seperti itu juga pasti tidak akan terkejar pesawatnya.

Hujan-hujan saya akhirnya naik ojeg, dan alhamdulillah mendapat motor tua beserta sang tukang ojeg yang tidak tahu jalan karena baru saja ngojeg. Akhirnya saya yang mengemudi dan si tukang ojeg asli membonceng di belakang. Akhirnya saya berhasil naik DAMRI tapi lima puluh menit lagi pesawat sudah akan boarding.

Saya akhirnya tiba di bandara dan terlambat lima belas menit untuk boarding. Hamdalah saya tidak diizinkan boarding, hingga akhirnya harus membayar dengan nilai dua puluh persen lebih mahal dari harga tiket sebelumnya, agar bisa berangkat dengan pesawat lain yang akan berangkat satu jam lagi.

Ternyata tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Kemudahan yang datang pada kita bisa saja menjadi uang muka terhadap ujian yang akan datang selanjutnya. Jadi jangan berbangga jika kita mendapat kemudahan ataupun keberlimpahan, ingat bisa saja itu merupakan ujian, bukannya nikmat.

- aeplopyu - 

-----------------------------------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? follow @cakaep or invite 291c60bf

Jumat, 11 Januari 2013

Bijak dalam Berdoa


Salah satu persiapan menjelang detik-detik kelahiran anak adalah nama, tapi yang lebih penting dari hal tersebut adalah doa bagi sang anak ketika kelak dia akan terlahir ke dunia. Makanya seringkali orang tua menyarankan untuk rutin berdoa dengan membaca surah-surah dalam Al Quran, misalnya surah Yusuf agar anak laki-laki sesaleh dan setampan nabi yusuf atau surah Maryam agar anak perempuan sesaleha dan seanggun Siti Maryam.

Bijaklah dalam berdoa jangan sampai ketika doa tersebut dikabulkan kelak akan menjadi sebuah penyesalan. Inilah yang dialami oleh Sutikno (tokoh rekaan) seorang pria gaek yang menjelang usia kepala empat tidak segera mendapatkan pasangan untuk diajak menikah. Semua wanita yang ia ajak menikah selalu menolaknya, padahal Sutikno ini adalah orang kaya dan terpelajar. Dalam kegalauannya tersebut akhirnya Sutikno mendatangi ibunya untuk berkeluh kesah.

"Ibu maafkan tikno, karena belum juga mampu menghadirkan menantu dan cucu. Bukannya tikno tidak berusaha ibu, sumpah tikno sudah berusaha. Bahkan dari dua puluh lima wanita yang tikno ajak menikah, yang menolak malah dua puluh enam. Karena yang terakhir ibunya juga ikut menolak tikno, Bu" kesah Sutikno pada sang ibu. "Tikno ini kurang apa? Tikno ini salah apa?" dan akhirnya lagu cari jodohnya wali seakan memenuhi ruangan sore itu.

Sang Ibupun menangis "no, maafkan Ibu ya nak?". "Lho kok jadi ibu yang minta maaf" tanya sutikno heran. "Dulu ketika kamu dalam kandungan Ibu selalu rutin berdoa dengan membaca surah-surah quran. Agar kehidupan kamu ndak seprti Bapak dan Ibu waktu itu. Miskin...susah... Makanya semenjak kamu berusia satu bulan ibu selalu membaca surah Al Mulk agar kamu diberi kedudukan yang tinggi, Al Fath agar kamu dimudahkan dalam membuka pintu rezeki. Yang terakhir Al Adiyat supaya kamu tangguh, kuat, dan cepat dalam mencapai kedudukan dan jadi orang kaya" jelas sang ibu.

"Lho bukannya bagus toh bu? dan sekarang doanya Ibu juga terkabul kan? Sutikno dah punya kedudukan dan jadi orang kaya, bahkan Sutikno lulusan S2 dari Jepang lagi. Itu semua berkat doa Ibu" Sutikno mulai menatap mata Ibunya yang sudah berkaca-kaca.

Sang ayah yang sedari tadi urun dengar, akhirnya ikut angkat bicara "Iya no, semua doa ibumu terkabul. Tapi ternyata ada yang ikut nyangkut dalam doa tersebut". "Ikut nyangkut apa toh pak?" tanya sutikno. "itu wajahmu seperti habis diinjak-injak kumpulan kuda perang yang berlari (Al Adiyat)".

Bijaklah dalam berdoa sehingga jangan sampai ketika doa dikabulkan akan menjadi sebuah penyesalan berkepanjangan.

-aeplopyu [I Love U]-
------------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru

Kamis, 10 Januari 2013

Pendukung Terbaik

Salah satu resolusi spiritual saya di tahun dua ribu tiga belas ini adalah berusaha menghilangkan sifat angkuh, yang seperti parasit masih saja menempel di hati. Benar satu caranya saya sudah menggiatkan kembali untuk bertirakat puasa sunah. Namun kok saya merasa belum cukup dan belum lengkap, karena saya tetap butuh seorang pendukung terbaik yang mampu mengawal ikhtiar saya ini.

Setelah saya inventarisir satu persatu orang perorang yang mampu menjadi pendukung terbaik saya, akhirnya saya mendapat satu nama: MA, sosok yang selalu ada semenjak saya benar-benar jatuh terjerembab dan berada di titik paling bawah, sosok yang dengan kesabarannya selalu cerdas dalam menghadapi keangkuhan saya, sosok yang ketus, pedas, dan tidak pandang bulu dalam memberikan saran pembangun, yang memang harus saya akui keberadaanya melebihi sosok kakak ideal bagi saya.

Akhirnya saya memberanikan diri mengajukan "lamaran" kepadanya untuk menjadi pendukung terbaik. Sebagaimana kemarin dalam guyuran hujan saya berbela langkah menuju kediamannya di srengseng untuk menjalani sesi review dengannya. Yang paling mengasyikkan dalam sesi review ini adalah bahwa kami akan saling kritik membangun, dengan syarat: Tidak boleh sakit hati dan Tidak boleh ada kata TAPI.

"nah ini ep, hal terpenting yang harus kamu perbaiki. Tapi ini saran lho ya...saran...mumpung saya lagi inget. Kamu tuh masih harus memperbaiki diri dalam komitmen. Masa pagi kamu bilang dele (kedelai), sore kamu bilang tempe. Haduh padahal kamu sendiri yang janji sama saya" ujarnya memberi pengibaratan. Kemarin saya mendapat satu lagi bekal untuk menghilangkan keangkuhan saya: Penuhi komitmen.

Dalam mewujudkan resolusi dan berupaya menjadi masterpiece kehidupan kita membutuhkan pendukung terbaik. Pendukung terbaik bukanlah yang selalu menyajikan "manisnya gula" sanjungan, jauh akan lebih baik jika yang ia sajikan "pahitnya" koreksi diri dan "pedas" kritik yang membangun. 

Ingat kritik itu bukan makian atau celaan ya. Jika terus-terusan mendapat makian atau celaan berarti orang tersebut bukan pendukung terbaik anda, melainkan ladang pahala terbaik anda. Karena setiap kali ia mencela maka dosa anda akan terhapuskan atau setidaknya pahala kebaikan anda akan bertambah.

Sudahkah anda mendapatkan pendukung terbaik? Ingat jangan sakit hati dan jangan ada kata Tapi.

-aeplopyu [I lOve U]-
-------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru

Rabu, 09 Januari 2013

Out Standing Attitude


Dalam kondisi hamil tua, sekalipun hujan deras mengguyur dan berbasah ria membonceng motor, istri tetap berangkat untuk mengikuti ujian akhir semester demi sebuah impian menjadi konsultan pendidikan anak terbaik. Fluktuasi suhu tubuh yang tidak menentu disertai panas demam meradang, namun ibu tetap berangkat mengisi pengajian di tiga tempat. 

Apa yang dilakukan oleh orang-orang hebat diatas merupakan Out Standing Attitude. Sebuah kebulatan tekad untuk tetap memberikan yang terbaik sebagai seorang kontraktor: orang yang meneken kontrak dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan prestasi terbaik dan impian hidupnya dengan berbagi. Orang lain tidak perlu mengetahui kelemahan kondisi yang sedang dialami, yang terpenting memberikan yang terbaik karena ndeso mas gogon (the show must go on).

Seorang Helen Keller yang lengkap dalam menerima karunia serba "tuna" (kurang) mampu memberikan pondasi pendidikan terbaik bagi anak-anak yang mengalami ke-tuna"-an seperti dirinya. Seorang Thomas Alfa Edison yang dianggap idiot dan tuna rungu ternyata cahayanya terus menyala hingga saat ini, sekalipun jasadnya telah tiada. Juga bagaimana Handry Satriago CEO GE Indonesia sekalipun memiliki keterbatasan dalam melangkah , namun mampu melompat jauh dan lebih tinggi melebihi orang sebayanya.

Orang-orang mengagumkan diatas merupakan segelintir masterpiece kehidupan, karena memiliki Out Standing Attitude, keterbatasan fisik tidak menghalangi mereka untuk melakukan lompatan prestasi tertinggi. Lalu bagaimana dengan kita yang katanya sempurna secara fisik, terlebih bagi beberapa orang yang diberikan bonus plus plus berupa paras tampan cantik ataupun orang tua yang hartawan? masih tetapkah memilih keblinger dalam histeria hura-hura, mengeluh terhadap apa yang dimiliki dan tidak dimiliki, atau bahkan menyalahkan ketetapan Tuhan?

Mari menjadi masterpiece kehidupan dengan manusia yang memiliki out standing attitude.

-aeplopyu [I Love U]-
--------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru

Selasa, 08 Januari 2013

Aset Kecerdasan, Habitat, dan Coach


Semalam adik sepupu saya yang prestasi belajarnya bisa dibilang anjlok datang untuk berkonsultasi terkait cara mengoptimalkan kemampuan belajarnya. "Tuh minta japo-japo sama mbah dukun arief, buktinya Aldan (adik ipar saya) bisa ranking satu, padahal belajarnya biasa aja" sahut Ibu saya agar saya mengajarkan japo-japo kepada adik sepupu.

Japo-japo yang dimaksud sebenarnya bukan merupakan mantra spesial, melainkan hanyalah tiarakad wirid warisan turun-temurun keluarga yang selalu saya baca ketika hendak belajar. Namun, bukan itu sebenarnya yang membuat saya ataupun adik saya bisa berprestasi menjadi juara kelas, padahal cara belajarnya biasa saja. Alasan mengapa adik saya mampu menjadi juara kelas padahal seringkali Ibu saya mencapnya sebagai "kamu itu Dan, bodoh banget sih masa gitu aja gak bisa", adalah lebih karena saya mengaplikasikan prinsip optimalisasi aset kecerdasan + habitat + Coach.

Adik saya merupakan orang yang memiliki kekuatan di daya hafal dan pola belajar visual, ia merupakan orang yang memiliki kekuatan utama memori atau dalam dunia STIFIn (silahkan kunjungi www.stifin.co.id) disebut sebagai Sensing. Nah supaya kemampuan belajarnya bisa optimal otot tubuhnya harus dibuat panas terlebih dahulu, sehingga dendrit dan selubung myelin sebagai penyimpan dan pengolah data belajarnya bisa bekerja secara optimal.

Dahulu Ibu seringkali marah jika melihat adik saya belajar sambil mengetuk-ngetuk meja belajarnya dan tidak mau diam. Biasa pakem orang jawa "belajar itu harus anteng biar bisa konsentrasi", tapi sayang prinsip ini tidak berlaku pada adik saya, karena tiap-tiap orang punya treatment cara belajar yang berbeda. Namun setelah saya sampaikan memang harus begitu cara belajarnya, jadi kedepan jangan marah-marah lagi jika adik saya belajar dengan cara tersebut Ibu pun mulai menerima, apalagi terbukti anaknya meraih prestasi.

Saya sengaja memilih SMPIT (jangan dibaca sempit ya) alias Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu di kota depok. Hal ini saya lakukan dengan satu pertimbangan penting: adik saya harus mendapat habitat terbaik agar prestasinya melejit. Pemilihan SMPIT saya lakukan karena pola penggeblengan di sekolah tersebut sangat cocok bagi optimalisasi aset kecerdasan adik saya. Disiplin dan berpegang teguh pada keteraturan. Pagi hari semua peserta diwajibkan membaca Al Quran yang dilanjutkan dengan shalat dhuha, bahkan demi kebaikannya saya meminta kepada wali kelasnya, jika adik saya sedang terlihat malas suruh saja lari keliling lapangan, sehingga ototnya panas dan siap kembali menerima pelajaran.

Tanpa menganggap remeh kotabtempat saya bermukim saat ini, saya sengaja memilih Depok dan rela mengurus perpindahan rayon yang bertelenovela dan berteletubies (bertele-tele) di kabupaten bogor, karena Kota Depok memiliki sistem keteraturan pendidikan yang lebih baik. Langkah kedua, saya sudah menempatkan adik saya di habitat terbaik sesuai dengan mesin kecerdasannya.

Tak pernah semenitpun Ibu lalui dengan tidak memarahi dan teriak-teriak kala mengajarkan adik saya. Karena memang sebenarnya secara chemistry STIFIn, Ibu saya yang Insting sudah kalah energi dibandingkan adik saya. Nah berbeda jika istri saya mengajarkan dirinya. Istri saya yang orang Feeling, dengan gaya ngayomi khas Guru Konseling, mampu menjadi pendukung terbaik baginya. Langkah ketiga, saya sudah menempatkan pendukung terbaik bagi adik saya.

Penting sekali bagi kita untuk mengetahui kekuatan utama yang kita miliki bernama mesin kecerdasan. Karena dengannya kita mampu menetapkan habitat tumbuh kembang terbaik potensi yang kita miliki, juga mencari coach yang akan mengerti segala kebutuhan yang akan melejitkan prestasi kita. Nah bagi sahabat guyu yang ingin mengetahui lebih detail terkait mesin kecerdasan boleh bersilaturahim ke Rumah PrestasiSempurna yang terletak di Jl. Kalimantan No. 238 Perumnas Beji Depok Utara..

Memang untuk mendapatkan anak kita harus coba - coba membuatnya, karena kalo ndak dicoba-coba kapan terbentuknya. Tapi dalam hal optimalisasi potensi anak, daripada "buat anak kok coba-coba" lebih baik investasi terbaik seumur hidup dengan mengetahui mesin kecerdasan yang akan menjadi karpet merah pelejit PrestasiSempurna.

-aeplopyu [I Love U]-
-----------------------------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru

Senin, 07 Januari 2013

Penguat, Pembesar, & PelipatGanda


Dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah tentunya dibutuhkan sebuah komitmen penguat. Komitmen penguat bisa lahir dari komitmen untuk mendukung, komitmen untuk menakhlukkan, atau komitmen untuk mengalah. Sebagai keluarga dan calon orang tua baru, ini pula yang sedang kami usahakan saat ini. Sebagaimana pelajaran yang kami petik kamis kemarin.

Dalam perjalanan pulang usai dari berbelanja ke pasar, sempat terjadi pertengkaran kecil diantara saya dan istri. Istri yang begitu halus perasaannya merasa tersinggung atas ucapan saya yang seperti orang marah dalam menyuarakan ketidaknyamanan sebagai penumpang  dan membuncahnya keinginan saya untuk segera pindah dari Pondok Mertua Indah,. Dipastikan karena kondisinya yang sedang mengandung, fluktuasi hormonal istri menyebabkan ia mudah tersinggung dan menangis sesenggukkan, sekalipun tetap mengupas singkong untuk disajikan kepada saya.

Merasa salah, akhirnya sayapun menghampirinya. Saya ambil belati dari tangannya dan mengajaknya ke kamar. Sengaja saya mengajak berbicara di kamar karena ndak enak ada adik yang sedang menonton teve di ruang keluarga. Dikamar saya mencoba meredakan sedihnya, saya kecup keningnya lalu memeluk seraya menghapus air mata dari wajahnya.

"Ubi sadar popo merasa tidak nyaman di rumah Ibu, tapi Ubi minta popo juga jangan melampiaskan amarah ke Ubi. Popo saat ini sedang diuji bagaimana mengolah emosi sebagai persiapan menjadi seorang ayah. Po, kuatkanlah Ubi dengan kasih sayang. Jadilah penguat Ubi sayang" pinta istri seraya bersandar di bahu kanan.

Menyadari bahwa sepenuhnya salah, sayapun bertutur "maafkan popo ya sayang. Terima kasih sudah menjadi pereda amarah dan membesarkan hati popo. Popo bertekad bukan hanya akan menjadi penguat, bersamamu sayang, popo akan melipatgandakan kebaikan. Begitupun ubi sayang, jadilah penguat hati yang selalu membesarkan asa perjuangan popo dalam memberikan yang terbaik bagi kalian"

Akh indahnya rumah tangga jika komitmen penguat mampu hadir menghangatkan. Usai menghapus air mata, istri menyajikan singkong rebus penguat tubuh. Malampun menjelang dan saya bertutur santun kepada istri "Ubi, malam jum'at nih. Yuk kuatkan kasih sayang kita dengan saling membesarkan dan melipatgandakan". "Baik popo, sebentar ya ubi wudhu terlebih dahulu" jawab istri saya seraya tersenyum.

Usai berwudhu istri terlihat semakin cerah nan cantik "hayuk po kita tahlilan, biar pahala kebaikannya semakin besar dan berlipatganda"...

-aeplopyu [I Love U]-
--------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama guyu? cukup klik kitik si burung biru

Kamis, 03 Januari 2013

Tak Akan Kemana

Jum'at terakhir di tahun dua ribu dua belas lalu, dalam perjalanan menuju tempat pelatihan saya menyempatkan diri untuk menjemput istri di kampusnya. Seperti biasa untuk mengobati lelah sehabis kuliah, dalam perjalanan istri terbiasa bersandar di punggung saya beralas bantal kesayangan. Sebuah bantal kecil nan empuk pemberian ayah mertuanya, bersarung kain katun halus bergambar kelinci pemberian ibu mertuanya: pokoknya bantal tersebut merupakan simbol cinta orang tua saya bagi menantunya.

Tapi sayangnya hari itu tidak berjalan seperti biasa. "Popo bantal ubi mana ?" tanyanya. "lho kan tadi dah popo kasih. Tadi kan pas sampai popo langsung menyerahkan jaket dan bantalnya ke ubi. Nah tadi Ubi kan buru-buru tuh beli roti di warung dekat kampus. Jangan-jangan jatuh disana sayang" jelas saya menjawab pertanyaan. "Yaaaahhh... hilang dong. Padahal itu pemberian Papa dan Ibu...hik...hik...hik.." kemudian sepanjang perjalanan istri saya terdiam sedih.

"sudah ya sayang kalo sudah hilang ya sudah. Besok kita beli bantal yang serupa yah" saya coba menghiburnya. Tapi ternyata tidak mempan, bahkan ketika saya hendak mengisi pelatihan pun ia masih saja sedih kehilangan bantal kesayangan, bahkan ia sulit memejamkan mata karena biasanya bantal kesayangan selalu ada menjadi penopang kepalanya saat mencoba lelap. "Ubi besok popo coba tanyakan ke orang di sekitar warung yah. Doakan saja masih ada, toh jika memang bantal tersebut berjodoh milik dengan Ubi ia tak akan kemana" ujar saya mencoba menenangkan hati dan membuatnya tidur.

Sabtu paginya, usai mengantar istri ke kampus saya mencoba memenuhi janji dengan bertanya langsung ke warung dekat kampus. "Oh iya mas ada. Kemarin ada di atas jok motor saya, basah dan kotor. Sebentar ya" Sang pemilik warung kemudian masuk ke dalam dan keluar membawa bantal dan sarungnya yang masih basah karena dicuci. "ini sudah saya cuci" bapak tersebut kemudian menyerahkan bantal dan sarungnya dalam bungkusan kresek besar berwarna hitam. Usai berterima kasih saya pun pamit untuk beraktivitas seperti biasa.

Sore harinya saat menjemput istri di kampusnya saya menyerahkan bungkusan kresek besar berwarna hitam tersebut. "Ikh...kok bisa? ketemu dimana po?" wajah istri saya merona senang mengetahui bantal kesayangannya kembali ke tangan. "tuh di warung situ. Mana sudah dicuci lagi sama si bapak pemilik warung" tunjuk saya ke warung dimaksud.

Bagi sahabat-sahabat yang tengah dirundung kehilangan jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Karena bukan hanya akan menganiaya diri sendiri tapi juga mampu mendzalmi orang-orang terkasih yang berada disekitar anda. Percayalah, yang hilang jika ia memang berjodoh dengan anda pasti ia tak akan kemana, karena hukum alam sudah menentukan bahwa ia akan kembali dimana seharusnya ia berada.

"Popo kan sudah bilang. kalo memang berjodoh milik pasti ia tak akan kemana dan akan kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada" ujar saya. "lagipula kan doa orang teraniaya selalu dikabulkan oleh Allah" berkata saya dengan sedikit jail. "Memangnya siapa yang teraniaya? Ubi? biasa ajah tuh" jawab istri tidak mau kalah. "Bukan Ubi. Tapi popo yang teraniaya karena semalaman ndak bisa tidur dengerin Ubi ngelindur bantal...bantal..bantal... hadeuh bukannya nama popo yang disebut malah bantal".Dan sepanjang perjalanan istri saya pun memeluk dan merajuk, bukan kepada saya tapi ke bantal kesayangannya.


-aeplopyu bi-

----------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyui? Shilah kan klik kitik si burung biru


Rabu, 02 Januari 2013

I Believe I Can Sail


Beberapa saat lalu dalam sebuah pelatihan saya sempat ditanya "cak aep sudah berapa lama menekuni dunia pelatihan ?". Secara jujur saya menjawab "jatuh cinta sama dunia pelatihan sih sudah semenjak tahun dua ribu sepuluh, tapi baru full berlayar menjadi seorang trainer profesional ya baru tahun dua ribu dua belas".

"Lho kok bisa? saya kira jam terbangnya sudah banyak, soalnya perform didepan dah kayak trainer kondang" tanya peserta tersebut. "Ndak lah mas saya masih harus banyak belajar. Lagipula saya bukan trainer kondang lawong saya jarang kondangan. Saya juga ndak punya jam terbang, lha wong saya lebih senang memperbanyak jam berlayar" jawab saya. 

"Lho bercanda lagi kan cak aep ini, hidupnya kayaknya guyon terus. Masa jam berlayar? dimana-mana kesuksesan profesi orang kan dilihat dari jumlah jam terbangnya" jawab peserta tersebut. "Jam terbang itu menunjukkan prestise profesi seseorang. Pesawat terbang itu kendaraan ekspres super cepat, mahal, lalu kalo sering terbang berarti kan sudah sering tampil di belahan bumi lain. Makin sering orang naik pesawat terbang dan punya jam terbang makin hebatlah dia toh?" tukas peserta tersebut seraya menunjukkan keanggotaan "frequently flyer" salah satu maskapai penerbangan terkemuka indonesia yang ia jadikan gantungan kunci di tas back packernya.

"saya tumbuh hingga bisa seperti sekarang bukan dengan cara instan ekspress super cepat. Berbagai tempaan gelombang hingga tsunami kehidupan alhamdulillah sudah saya lalui dalam lautan cita-cita masterpiece kehidupan saya. Dan yang lebih penting saya mengendarai perahu buatan saya sendiri, kendaraan yang terbuat dari tambal sulam bahan ala kadar jerih payah saya dalam menggapai diri menjadi masterpiece kehidupan. Perahu saya saat ini mungkin belum besar dan hanya mampu membawa serta beberapa penumpang, tapi itu lebih baik daripada saya yang menumpang" jawab saya.

"hayo mana yang mampu membuat bahagia dan memiliki nilai kebanggaan lebih baik: menjadi penumpang dalam balutan kemewahan atau orang yang memberi tumpangan?" lanjut saya. "lagipula ada sebuah pengibaratan profesi: bahwa pelaut ulung tidak akan lahir dari lautan yang tenang. Ndak pernah ada toh pengibaratan profesi: pilot yang ulung tidak akan lahir dari langit yang tenang, apalagi penumpang ulung. Masa bangga berprofesi sebagai penumpang?" saya kembali melanjutkan.

"lagipula berdasarkan catatan sejarah ada loh lagu kebanggaan menjadi pelaut yang memiliki jam berlayar bukan jam terbang: nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudera, menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa" lanjut saya bernyeleneh ria.

"Uhuk" kontan jawaban saya tersebut membuatnya tersedak sehingga mukanya memerah, entah karena malu, entah karena kepedesan, atau memang mungkin karena kebiasaan orang yang naik pesawat terbang mudah tersedak. "Maaf mas saya mau minum air dulu" orang tersebut akhirnya bergegas pergi. "Oh ya mas jangan minum air dulu nanti bisa sakit lho, lebih baik minum air yang baru disediakan tuh disudut sana insyaallah rasanya ndak beda jauh sama yang di pesawat" saya coba membantu mengingatkan demi kebaikannya.

Nah bagi sahabat yang tengah memantapkan diri dalam membuat desain hidup di tahun baru ini, yang sedang mencari kerja atau bahkan sedang akan mencari kerja. Buang anggapan bahwa bekerja di perusahaan bonafit akan membuat kehidupan anda akan lebih prestisius. Daripada bangga menjadi karyawan di perusahaan terkemuka namun anda tetap saja menjadi seorang penumpang. Lebih baik hayo perkaya Indonesia dengan menjadi self employee wal wirausahawan. Meskipun tidak mudah karena akan menghadapi banyak gelombang badai yang cetar membahana, namun percayalah: I Believe I Can Sail.

-aeplopyu [I Love U]-

------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru


Selasa, 01 Januari 2013

Syukur Dan Sabar

Tahun dua ribu dua belas sudah berlalu, berterima kasih pada Tuhan Semesta Alam karena mampu melaluinya dengan bersabar terhadap lecutan nikmat, jua bersyukur atas berlimpahnya ujian hidup. Bisa dibilang tahun lalu merupakan awal momentum pelayaran mengarungi lautan cita dalam bahtera bernama keluarga, kemudi ego dan layar profesi bernama eduguyu.

Beberapa tahun lalu kumpulan orang yang mengklaim dirinya sebagai pakar kesehatan memvonis sulit bagi saya untuk menikah, pun harus memupus mimpi memiliki keturunan. Tapi semua itu terbantahkan oleh Dzat Yang Maha Kuasa. Ia hadirkan seorang gadis delapan belas tahun yang termunajatkan dalam tirakat hajat, berkurun waktu tiga puluh sembilan malam, yang kini bahkan Rabb mudahkan ruh mulia menghuni rahim permaisuri welas asih tersebut. 

Vonis dunia terbantahkan! Ketika saya pikir itu nikmat ternyata kerap membuat saya lalai, sehingga harus saya anggap ujian sehingga saya akan memberikan effort terbaik sebagai bentuk tanggungjawab terhadap amanah yang diberikan. Pengabulan doa bukanlah semata merupakan nikmat, ada ujian besar di dalamnya: bertanggungjawablah.

Tahun lalu, banyak yang bilang dan menjatuhkan bahwa saya tidak akan pernah berprestasi maksimal dengan profesi yang saya geluti saat ini. Bahkan halangan terbesar datang dari diri sendiri, monster pikiran yang menghambat saya, jangankan untuk meloncat setinggi mungkin, bahkan membuat saya berjalan menyeret kaki dalam menekuni profesi pilihan. Tapi karena dukungan orang-orang terkasih: Ibu dan Papa, Istri tercinta, Para kakak guru yang selalu memberikan dukungan seperti MA, DD, RB, dan HS. Jua para guru JA dan FP yang memberi inspirasi dan koreksi demi pelejitan profesi.

Ketika saya pikir cemoohan dan hinaan adalah ujian, ternyata saya salah. Dalam ujian yang datang terdapat nikmat terselubung untuk dipahami, yang akan membuat kita nyaman dan lebih berani dalam menjalani pilihan hidup yang kita buat: makanya bersyukurlah ketika ujian datang.

Bersyukur terhadap datangnya ujian dan bersabar terhadap lecutan nikmat. Bersyukur terhadap datangnya nikmat adalah hal yang utama, tapi itu biasa. Bersyukur terhadap hadirnya ujian, masalah, atau musibah itu lebih utama jua lebih luar biasa. Bersabar terhadap ujian itu juga sudah anjuran umum, tapi bersabar terhadap datangnya nikmat membuat kita tidak lalai dan serakah menghabiskannya sendiri, melainkan mengutamakannya dengan berbagi. 

Bijaklah terhadap apa yang datang karena didalamnya terselubung cinta dari Yang Maha Penyayang.

-aeplopyu [I LOve U]-

--------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru