Jum'at terakhir di tahun dua ribu dua belas lalu, dalam perjalanan menuju tempat pelatihan saya menyempatkan diri untuk menjemput istri di kampusnya. Seperti biasa untuk mengobati lelah sehabis kuliah, dalam perjalanan istri terbiasa bersandar di punggung saya beralas bantal kesayangan. Sebuah bantal kecil nan empuk pemberian ayah mertuanya, bersarung kain katun halus bergambar kelinci pemberian ibu mertuanya: pokoknya bantal tersebut merupakan simbol cinta orang tua saya bagi menantunya.
Tapi sayangnya hari itu tidak berjalan seperti biasa. "Popo bantal ubi mana ?" tanyanya. "lho kan tadi dah popo kasih. Tadi kan pas sampai popo langsung menyerahkan jaket dan bantalnya ke ubi. Nah tadi Ubi kan buru-buru tuh beli roti di warung dekat kampus. Jangan-jangan jatuh disana sayang" jelas saya menjawab pertanyaan. "Yaaaahhh... hilang dong. Padahal itu pemberian Papa dan Ibu...hik...hik...hik.." kemudian sepanjang perjalanan istri saya terdiam sedih.
"sudah ya sayang kalo sudah hilang ya sudah. Besok kita beli bantal yang serupa yah" saya coba menghiburnya. Tapi ternyata tidak mempan, bahkan ketika saya hendak mengisi pelatihan pun ia masih saja sedih kehilangan bantal kesayangan, bahkan ia sulit memejamkan mata karena biasanya bantal kesayangan selalu ada menjadi penopang kepalanya saat mencoba lelap. "Ubi besok popo coba tanyakan ke orang di sekitar warung yah. Doakan saja masih ada, toh jika memang bantal tersebut berjodoh milik dengan Ubi ia tak akan kemana" ujar saya mencoba menenangkan hati dan membuatnya tidur.
Sabtu paginya, usai mengantar istri ke kampus saya mencoba memenuhi janji dengan bertanya langsung ke warung dekat kampus. "Oh iya mas ada. Kemarin ada di atas jok motor saya, basah dan kotor. Sebentar ya" Sang pemilik warung kemudian masuk ke dalam dan keluar membawa bantal dan sarungnya yang masih basah karena dicuci. "ini sudah saya cuci" bapak tersebut kemudian menyerahkan bantal dan sarungnya dalam bungkusan kresek besar berwarna hitam. Usai berterima kasih saya pun pamit untuk beraktivitas seperti biasa.
Sore harinya saat menjemput istri di kampusnya saya menyerahkan bungkusan kresek besar berwarna hitam tersebut. "Ikh...kok bisa? ketemu dimana po?" wajah istri saya merona senang mengetahui bantal kesayangannya kembali ke tangan. "tuh di warung situ. Mana sudah dicuci lagi sama si bapak pemilik warung" tunjuk saya ke warung dimaksud.
Bagi sahabat-sahabat yang tengah dirundung kehilangan jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Karena bukan hanya akan menganiaya diri sendiri tapi juga mampu mendzalmi orang-orang terkasih yang berada disekitar anda. Percayalah, yang hilang jika ia memang berjodoh dengan anda pasti ia tak akan kemana, karena hukum alam sudah menentukan bahwa ia akan kembali dimana seharusnya ia berada.
"Popo kan sudah bilang. kalo memang berjodoh milik pasti ia tak akan kemana dan akan kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada" ujar saya. "lagipula kan doa orang teraniaya selalu dikabulkan oleh Allah" berkata saya dengan sedikit jail. "Memangnya siapa yang teraniaya? Ubi? biasa ajah tuh" jawab istri tidak mau kalah. "Bukan Ubi. Tapi popo yang teraniaya karena semalaman ndak bisa tidur dengerin Ubi ngelindur bantal...bantal..bantal... hadeuh bukannya nama popo yang disebut malah bantal".Dan sepanjang perjalanan istri saya pun memeluk dan merajuk, bukan kepada saya tapi ke bantal kesayangannya.
-aeplopyu bi-
----------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyui? Shilah kan klik kitik si burung biru
Sore harinya saat menjemput istri di kampusnya saya menyerahkan bungkusan kresek besar berwarna hitam tersebut. "Ikh...kok bisa? ketemu dimana po?" wajah istri saya merona senang mengetahui bantal kesayangannya kembali ke tangan. "tuh di warung situ. Mana sudah dicuci lagi sama si bapak pemilik warung" tunjuk saya ke warung dimaksud.
Bagi sahabat-sahabat yang tengah dirundung kehilangan jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Karena bukan hanya akan menganiaya diri sendiri tapi juga mampu mendzalmi orang-orang terkasih yang berada disekitar anda. Percayalah, yang hilang jika ia memang berjodoh dengan anda pasti ia tak akan kemana, karena hukum alam sudah menentukan bahwa ia akan kembali dimana seharusnya ia berada.
"Popo kan sudah bilang. kalo memang berjodoh milik pasti ia tak akan kemana dan akan kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada" ujar saya. "lagipula kan doa orang teraniaya selalu dikabulkan oleh Allah" berkata saya dengan sedikit jail. "Memangnya siapa yang teraniaya? Ubi? biasa ajah tuh" jawab istri tidak mau kalah. "Bukan Ubi. Tapi popo yang teraniaya karena semalaman ndak bisa tidur dengerin Ubi ngelindur bantal...bantal..bantal... hadeuh bukannya nama popo yang disebut malah bantal".Dan sepanjang perjalanan istri saya pun memeluk dan merajuk, bukan kepada saya tapi ke bantal kesayangannya.
-aeplopyu bi-
----------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyui? Shilah kan klik kitik si burung biru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar