Dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah tentunya dibutuhkan sebuah komitmen penguat. Komitmen penguat bisa lahir dari komitmen untuk mendukung, komitmen untuk menakhlukkan, atau komitmen untuk mengalah. Sebagai keluarga dan calon orang tua baru, ini pula yang sedang kami usahakan saat ini. Sebagaimana pelajaran yang kami petik kamis kemarin.
Dalam perjalanan pulang usai dari berbelanja ke pasar, sempat terjadi pertengkaran kecil diantara saya dan istri. Istri yang begitu halus perasaannya merasa tersinggung atas ucapan saya yang seperti orang marah dalam menyuarakan ketidaknyamanan sebagai penumpang dan membuncahnya keinginan saya untuk segera pindah dari Pondok Mertua Indah,. Dipastikan karena kondisinya yang sedang mengandung, fluktuasi hormonal istri menyebabkan ia mudah tersinggung dan menangis sesenggukkan, sekalipun tetap mengupas singkong untuk disajikan kepada saya.
Merasa salah, akhirnya sayapun menghampirinya. Saya ambil belati dari tangannya dan mengajaknya ke kamar. Sengaja saya mengajak berbicara di kamar karena ndak enak ada adik yang sedang menonton teve di ruang keluarga. Dikamar saya mencoba meredakan sedihnya, saya kecup keningnya lalu memeluk seraya menghapus air mata dari wajahnya.
"Ubi sadar popo merasa tidak nyaman di rumah Ibu, tapi Ubi minta popo juga jangan melampiaskan amarah ke Ubi. Popo saat ini sedang diuji bagaimana mengolah emosi sebagai persiapan menjadi seorang ayah. Po, kuatkanlah Ubi dengan kasih sayang. Jadilah penguat Ubi sayang" pinta istri seraya bersandar di bahu kanan.
Menyadari bahwa sepenuhnya salah, sayapun bertutur "maafkan popo ya sayang. Terima kasih sudah menjadi pereda amarah dan membesarkan hati popo. Popo bertekad bukan hanya akan menjadi penguat, bersamamu sayang, popo akan melipatgandakan kebaikan. Begitupun ubi sayang, jadilah penguat hati yang selalu membesarkan asa perjuangan popo dalam memberikan yang terbaik bagi kalian"
Akh indahnya rumah tangga jika komitmen penguat mampu hadir menghangatkan. Usai menghapus air mata, istri menyajikan singkong rebus penguat tubuh. Malampun menjelang dan saya bertutur santun kepada istri "Ubi, malam jum'at nih. Yuk kuatkan kasih sayang kita dengan saling membesarkan dan melipatgandakan". "Baik popo, sebentar ya ubi wudhu terlebih dahulu" jawab istri saya seraya tersenyum.
Usai berwudhu istri terlihat semakin cerah nan cantik "hayuk po kita tahlilan, biar pahala kebaikannya semakin besar dan berlipatganda"...
-aeplopyu [I Love U]-
--------------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama guyu? cukup klik kitik si burung biru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar