Senin, 26 November 2012

Hargai Ayam, Hargai Hidup

Hari ini bersama para trainer dari perusahaan peternak ayam terkemuka di Indonesia saya mendapat sebuah pelajaran berharga. Masyaallah, ternyata beternak ayam itu tidaklah mudah. Bukan hanya sekedar sabar dan telaten mengurusi, bahkan kita dituntut untuk persisten dengan kebahagiaan sang ayam. Betapa tidak persisten, ternyata seorang peternak ayam harus mengerti jenis-jenis suara ayam yang akan menentukan perlakuan lanjutan bagi kenyamanan ayam untuk tumbuh kembang, hingga kemudian siapn sedia dipotong untuk dimakan.

Suara ayam memiliki tipe yang berbeda, ada kalanya ayam sakit flu, meriang, sesak nafas, bahkan ketika kakinya terjepit pun ayam akan mengeluarkan suara yang berbeda. Bukan hanya harus mengenali suara, seorang peternak ayam juga harus berjibaku dengan kotoran ayam yang notabene jauh lebih memuakkan daripada kototran hewan ternak lainnya. Please, jangan sepelekan bhakti hidup para peternak ayam demi kemaslahatan menyiapkan ayam untuk dimakan.

Mengetahui hal tersebut, saya kok berasa ditampar. Seringkali beberapa dari kita ketika berbelanja ayam di pasar kok masih sempat-sempatnya menawar dengan keterlaluan  bahkan bila tidak dikasih sama si penjual, keluarlah cibiran-cibiran yang merusak tubuh dan harga diri.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri masih saja ada yang menyia-nyiakan daging ayam yang tersaji di meja makan. Padahal bukan hanya cinta istri yang terdapat dalam memasak sajian daging ayam, tapi ada pula bhakti hidup mereka yang mendedikasikan diri menyiapkan ayam sehat untuk dikonsumsi. Sebuah hal kompleks yang mungkin kita sendiri tidak akan bisa melakukan dengan harga ayam yang seringkali masih ditawar plus cibiran.

So, mari bersyukur dengan kemudahan yang masih kita rasakan. Menghargai bhakti hidup orang lain, dengan mulai belajar pantas menghargai ayam.

-aeplopyu {I Love U]-

-----------------------------------------
Ingin berbincang dan bersama-sama Guyu? Cukup klik kitik si Burung Biru

Tidak ada komentar: