Kamis, 17 Januari 2013

Senam Totalitas

Saya memiliki seorang guru kehidupan yang totalitasnya dalam bersedekah tidak akan diragukan, sekalipun usianya masih sangat belia dan masih mengenyam ajar di bangku kuliah. Guru saya ini mendedikasikan hidupnya dalam mencintai anak yatim, bukan dengan limpahan hartanya, bukan dengan tingginya ilmu yang dimilikinya, bukan pula dengan jabatan hebat yang melekat. Ia mendedikasikan cinta demi kecintaanya untuk membahagiakan anak yatim

Totalitasnya dalam mencintai anak yatim ia tunjukkan dengan menjadi tenaga pendukung di salah satu yayasan pembina prestasi anak yatim. Dengan kemampuan sulapnya, ia bersedia dengan senang hati berbagi inspirasi demi senyum anak yatim. Bahkan sekalipun masih kuliah dan belum memiliki penghasilan yang pasti, ia bersedia menikahi seorang ibu dari anak yatim yang ia asuh, hanya dengan modal bismillahi ar rahman ar rahim.

Totalitasnya lebih tidak diragukan ketika lusa kemarin, ia rela mengendarai motor menembus derasnya hujan demi menjemput beberapa pak barang yang akan digunakan dalam bazar amal untuk anak yatim. "Kang, kok mau sih kerja kayak gini? kedinginan, ribet membawa motor yang dipenuhi barang, dan tanpa bayaran rupiah yang menggiurkan" tanya saya tergeleng-geleng kagum melihat perjuangan totalitasnya. "Saya senang dan merasa nyaman cak melakukan ini semua. Lagi pula bila saya melakukan semua ini mampu menyehatkan jiwa dan tubuh saya".

Dari apa yang disampaikan guru saya tersebut akhirnya saya mendapat sebuah pelajaran. Bahwa totalitas itu layaknya senam. Dalam melakukan apapun kita harus merasa SENang dan nyAMan. Nah jika kita senang dan merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan, hal tersebut mampu menyehatkan jiwa dan raga kita, layaknya senam.

-aeplopyu-
-----------------------------------------------------------------------------
Mari bersilaturahim ilmu di @cakaep


Tidak ada komentar: