Kamis, 07 Maret 2013

Iman Oh Iman

Bersamaan dengan kehadiran istri dan anak yang diamanahkan, niscaya sudah diatur besaran aliran rezeki baginya untuk kita gapai. Begitupun hal yang saya rasakan menjelang kelahiran buah hati tercinta. Pasalnya alhamdulillah saya mendapat amanah untuk berbagi inspirasi bagi para ujung tombak penjualan salah satu vendor alat komunikasi internasional. Dan Innalillah sudah seminggu ini saya berada diluar kota, jauh meninggalkan istri yang tengah hamil tua yang gelisah menanti kepulangan saya, agar ada saat sang buah hati terlahir ke dunia.

Eladhala.. akhirnya saya bisa merasakan penderitaan para supir truk AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) yang berjuang mencari nafkah dengan pengorbanan jauh dari anak dan istri #TepokJidat. Begitupun tantangan yang harus saya hadapi ketika berbagi inspirasi bagi peserta yang mayoritas perempuan. Etika Profesi sebagai seorang trainer, juga etika amanah sebagai suami dan ayah harus saya jaga kuat erat.

Sebagaimana beberapa hari lalu ketika saya mengisi di salah satu kota yang berada di Sulawesi. Pasalnya kondisi ruangan begitu panas sehingga membuat saya bermandikan keringat. Ketika break istirahat saya berusaha untuk mencari tisu untuk menghapus keringat yang mengucur deras. Saya pun bergegas menuju meja yang dipenuhi oleh peserta yang asyik menyantap hidangan coffe break. Saking penuhnya saya tidak mendapatkan tisu yang saya maksud, "Haduh tisunya habis lagi...huft..mana keringat mengucur" keluh saya. 

Tiba-tiba seorang peserta menghadap dan berkata spontan kepada saya "panas ya pak? ini dilap pakai ini saja" seraya mengarahkan bagian atas pakaiannya yang ia biarkan terbuka ke arah saya. "Hah..??" saya jadi kikuk dan sedikit berang hingga akhirnya saya pergi berwudhu dan segera mengganti picture profile BB dan Twitter saya dengan foto yang menunjukkan kemesraan saya bersama istri dan si buah hati. Ini saya lakukan agar saya tetap menjaga kehormatan yang diamanahkan Tuhan melalui istri dan si buah hati. Kala ujian serupa datang maka saya akan langsung mengingat istri dan si buah hati di rumah.

Mengutip anekdot yang sering dilontarkan guru saya: Iman tetaplah engkau menjadi Iman. Janganlah engkau menjadi a*iel dan meruntuhkan kehormatanku sebagai suami dari wanita yang rela merendahkan hatinya untukku. Teguhlah engkau menjagaku menjadi Ayah yang patut diteladani para keturunanku.

Rezeki bagi istri dan anak tentu sudah ditetapkan dan harus kita hantarkan ke mereka melalui maisyah yang halal dan baik. Benar satu agar rezeki tersebut berasal dari maisyah yang baik adalah dengan tetap menjaga Etika profesi dan Etika Amanah sebagai suami juga seorang ayah. Minimal dengan demikian semoga iman akan tetap menjadi iman.


-Mari Berbincang & Bersama-sama Guyu @cakaep-

Tidak ada komentar: