Dua hari ini alhamdulillah energi negatif atas keburukan yang pernah dilakukan secara sadar maupun khilaf akhirnya cair. Kemarin lusa, di pusat perbelanjaan di bilangan Cibinong saya kehilangan amplop berisi rupiah yang hendak saya gunakan untuk membayar belanja bulanan. Setelah mencari kesana kemari akhirnya usaha saya tidak membuahkan hasil, karena memang percuma kondisi pusat perbelanjaan saat itu penuh dengan orang yang berbelanja dan antri untuk membayar. Karena sudah berusaha dan tidak membuahkan hasil akhirnya saya berusaha legowo dan membayar debit dengan satu-satunya kartu ATM Bank syariah yang saya miliki.
Tiba dirumah saya disambut dengan tayangan Chating dengan YM disalah satu televisi swasta nasional. Dan ajaibnya, saat itu Sang Ustadz tengah bernasehat "enakan dapat duit apa kehilangan duit?....enakan kehilangan duit, karena kalo kita kehilangan duit bakalan dapat ganti yang lebih gede, asalkan ikhlas" Eladhala mungkin ini pengingat dan penghibur yang Allah langsung berikan terhadap apa yang baru saja saya alami. Saya pun akhirnya menikmati kehilangan saya malam itu.
Esok siangnya alias kemarin, saya pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di Depok dengan niat membelikan hadiah bagi keponakan yang sedang berbahagia berbahagia arena usianya bertambah. Karena tidak membawa uang tunai, saya pun menuju ATM Center untuk mengambil uang sekaligus berniat menunaikan janji saya untuk sedekah atas tiap penghasilan yang saya peroleh. Dikarenakan ditempat tersebut tidak terdapat mesin ATM dari Bank syariah tempat rekening saya, saya pun menggunakan mesin ATM BRI yang mendukung penggunaan jaringan ATM bersama.
Saya langsung menuju menu pembayaran untuk sedekah dan alhamdulillah "Mohon maaf layanan tidak tersedia untuk kartu anda". "eladahala kok aneh" gumam saya dalam hati. Mesin ATM tersebut belum selesai bicara, teks selanjutnya adalah "demi keamanan kartu anda kami tahan". "hah...tobat...tobit..tobil..." hal tersebut membuat emosi saya sempat mendidih.
Merasa dirugikan sayapun menelepon customer service kedua bank terkait. Dengan perasaan kesal saya mengutarakan bahwa saya hendak membahagiakan keluarga di tahun baru, tapi satu-satunya alat transaksi saya ditelan karena mal fungsi sistem ATM. "masa saya yang harus menanggung akibatnya?" tanya saya. Sayapun mendapat jawaban "Begini saja pak, silahkan bapak mengambil uang secara manual dengan membawa buku tabungan ke cabang kami yang terdekat" jawab customer service officer. Hal ini malah membuat saya kesal "Mas, sekarang hari sabtu cabang terdekat mana yang buka?" tanya saya dengan ngelus-ngelus dada. "Oh iya pak maaf, kalo begitu hari Rabu bapak silahkan ke kantor cabang terdeka kami" jawabnya.nAkhirnya setelah menyampaikan permintaan blokir kartu ATM dan berterima kasih kerena tidak memberikan solusi, dengan mangkel saya tutup telepon sebelum pembicaraan kami selesai.
Astagfirullah al adzim, sungguh saya telah malu karena ternyata saya malah menambah tabungan energi negatif, karena telah berlaku buruk dengan kesal dan melampiaskan marah pada sang customer service. Padahal bisa saja sebenarnya apa yang saya alami merupakan ujian terhadap keihlasan saya terhadap kehilangan.
Menjadi orang yang ikhlas ternyata memang berat, karena pasti akan ada rentetan dan runtutan kejadian yang akan menguji kebesaran jiwa dan kelapangan dada untuk ikhlas. Tapi akhirnya saya menyadari dan terus mengafirmasi hingga pagi ini bahwa dalam tiap ujian dan musibah merupakan wujud cinta Allah terhadap kita. Lagipula tidak ada yang terjadi secara kebetulan ataupun percuma. Apa yang terjadi pada kita merupakan hasil dari tiap perbuatan yang kita lakukan.
Pun tidak akan percuma, karena tiap musibah yang kita rasakan akan meringankan catatan keburukan, dan insyaallah akan berbuah kebaikan di kemudian hari. Begitupun jika kita mendapat keberuntungan atau kemudahan, bisa saja itu merupakan "uang muka" terhadap musibah di kemudian hari, jadi banyak-banyaklah sedekah energi: berbuat kebaikan sebagai wujud "terima dan kasih" atas cinta yang Allah berikan.
-aeplopyu [I Love U]-
---------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru
Saya langsung menuju menu pembayaran untuk sedekah dan alhamdulillah "Mohon maaf layanan tidak tersedia untuk kartu anda". "eladahala kok aneh" gumam saya dalam hati. Mesin ATM tersebut belum selesai bicara, teks selanjutnya adalah "demi keamanan kartu anda kami tahan". "hah...tobat...tobit..tobil..." hal tersebut membuat emosi saya sempat mendidih.
Merasa dirugikan sayapun menelepon customer service kedua bank terkait. Dengan perasaan kesal saya mengutarakan bahwa saya hendak membahagiakan keluarga di tahun baru, tapi satu-satunya alat transaksi saya ditelan karena mal fungsi sistem ATM. "masa saya yang harus menanggung akibatnya?" tanya saya. Sayapun mendapat jawaban "Begini saja pak, silahkan bapak mengambil uang secara manual dengan membawa buku tabungan ke cabang kami yang terdekat" jawab customer service officer. Hal ini malah membuat saya kesal "Mas, sekarang hari sabtu cabang terdekat mana yang buka?" tanya saya dengan ngelus-ngelus dada. "Oh iya pak maaf, kalo begitu hari Rabu bapak silahkan ke kantor cabang terdeka kami" jawabnya.nAkhirnya setelah menyampaikan permintaan blokir kartu ATM dan berterima kasih kerena tidak memberikan solusi, dengan mangkel saya tutup telepon sebelum pembicaraan kami selesai.
Astagfirullah al adzim, sungguh saya telah malu karena ternyata saya malah menambah tabungan energi negatif, karena telah berlaku buruk dengan kesal dan melampiaskan marah pada sang customer service. Padahal bisa saja sebenarnya apa yang saya alami merupakan ujian terhadap keihlasan saya terhadap kehilangan.
Menjadi orang yang ikhlas ternyata memang berat, karena pasti akan ada rentetan dan runtutan kejadian yang akan menguji kebesaran jiwa dan kelapangan dada untuk ikhlas. Tapi akhirnya saya menyadari dan terus mengafirmasi hingga pagi ini bahwa dalam tiap ujian dan musibah merupakan wujud cinta Allah terhadap kita. Lagipula tidak ada yang terjadi secara kebetulan ataupun percuma. Apa yang terjadi pada kita merupakan hasil dari tiap perbuatan yang kita lakukan.
Pun tidak akan percuma, karena tiap musibah yang kita rasakan akan meringankan catatan keburukan, dan insyaallah akan berbuah kebaikan di kemudian hari. Begitupun jika kita mendapat keberuntungan atau kemudahan, bisa saja itu merupakan "uang muka" terhadap musibah di kemudian hari, jadi banyak-banyaklah sedekah energi: berbuat kebaikan sebagai wujud "terima dan kasih" atas cinta yang Allah berikan.
-aeplopyu [I Love U]-
---------------------------------------
Ingin berbincang & bersama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru