Kamis, 13 Desember 2012

Gelang Sepet Tuh Gelang

Seorang sahabat yang tengah galau berkepanjangan berdiskusi alasan apa yang membuat hidupnya hampa. Ia mempercayai bahwa hidup adalah sebuah perlombaan, siapa yang tidak berusaha keras pasti akan tertinggal dan menjadi orang gagal. Sahabat tersebut telah menerapkan prinsip follow your passion, nyalakan lentera jiwa, cintai apa yang kau kuasai, dus ternyata tetap saja hidupnya begitu-begitu saja: Hampa.

Lalu apa yang salah? padahal sesungguhnya ia telah membuat desain hidupnya, kok malah hidupnya stagnan begitu-begitu saja? Jangankan berkembang, tumbuh pun ia alami dengan begitu perlahan. Ternyata ketika usut punya usut ia menjalani hidupnya dengan terlalu banyak gelang.

Menjadi lulusan terbaik dari universitas terkemuka, sahabat tersebut ternyata sudah membebani diri dengan berbagai macam desain beban yang harus ia selesaikan. "Aku harus membantu berobat bapak yang stroke dan sakit-sakitan. Aku harus membantu ketiga adik untuk mendapat pendidikan tinggi yang layak. Aku  harus bekerja diperusahaan bonafit sehingga derajat keluarga akan terangkat. Aku harus...Aku harus...Aku harus..."

Berbagai macam "Aku harus.." yang disebutnya sebagai desain hidup, harus saya katakan bahwa itu adalah salah. Apa yang sahabat tersebut katakan lebih menyerupai "mekanisasi" diri, memesinkan dirinya meraih kesuksesan dengan mengesampingkan aspek kemuliaan: obsesif meraih ego dan tidak peka terhadap kondisi sekitarnya. Sahabat tersebut jujur telah menghalalkan segala cara yang penting desain hidupnya tercapai. 

Gelang sepet tuh gelang: belenggu memberatkan dibuang saja. Lepaslah satu persatu gelang beban tersebut. Sekarang bayangkan jika terlalu banyak gelang di leher, bagaimana rasanya: sesak bernafas. Terlalu banyak gelang ditangan: berat untuk berbagi. Terlalu banyak gelang di kaki: berat untuk bersilaturahim. Terlalu banyak gelang di kepala: sakit terasa karena terhimpit ruang sempit. Terlalu banyak gelang akan membelenggu hidup dan menghalangi menjadi orang yang bermanfaat.

Fokus pada raihan prestasi jangan sampai menjadi gelang beban, yang akan menghalangi kesempurnaan hidup dalam berbagi kemuliaan. Berbagilah kenikmatan prestasi dengan orang lain. Nikmatilah hidup: jadilah orang yang bermanfaat, maka kesuksesan akan menghampiri. 

- aeplopyu [I Love U]-

---------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru


Tidak ada komentar: