Sabtu, 08 Desember 2012

Singkong Super

Saya ini gemar mengganyang makhluk penebar manfaat bernama singkong, oleh karena itulah panggilan sayang istri terhadap saya adalah Popo yang merupakan pengulangan kata depan pohong (singkong dalam bahasa jawa).

Nah, pagi ini menemani istri berbelanja ke pasar, kami mampir membeli singkong di penjual langganan yang biasa kami sapa Bu De. Tumben-tumbenan pagi ini Bu De menjual singkong seukuran kempol (betis) kaki orang dewasa, sudah besar panjang pula. "Wuik.. singkonge pintenan Bu De?" tanya saya berapa harga singkong, sengaja saya menggunakan logat jawa biar dikasih harga murah. "Buat mase, dua ribu saja sekilo" jawab Bu De. Penjual singkong ini selalu mematok dengan harga sama: dua ribu rupiah untuk satu kilo singkong yang dijajakannya.

"Pun...seperti biasa mawon, tigang kilo gangsal ewu gih" saya menawar harga lima ribu rupiah untuk tiga kilo. Biasanya dengan cara ini: menawar menggunakan logat jawa saya akan berhasil mendapat tiga kilo singkong dengan harga yang saya ajukan. Eh tapi ternyata saya gagal, "Ya, ndak boleh mas, ini kan super. Kalo yang kecil-kecil sana boleh tuh" Bu De berkata seraya menunjuk ke tumpukkan singkong yang berukuran lebih kecil.

"Yang super tentu harganya lebih mahal mas. Karena namanya saja super, nih lebih besar, lebih panjang, dagingnya juga lebih bagus" Bu De sampai harus memotong dan mengupas singkong raksasa tersebut untuk meyakinkan bahwa harga yang harus saya bayar pantas dengan kualitas yang akan saya dapat. Akhirnya, karena saya berpikir Bu De sudah mampu meyakinkan saya secara rasional terkait transaksi jual beli tersebut, saya pun sepakat membeli tiga kilo singkong.

"Lho..si mbak lagi isi (hamil) ya?" tanya Bu De. "Oh, iya Bu De ini sudah mau masuk bulan ke enam" jawab saya. "Oh alah, kalo gitu nih saya tambahin. Biar anaknya sehat, murah rezeki, dan jadi manusia unggul kaya' singkong super" Bu De mengambil sebuah singkong besar dan mengelus-eluskannya ke perut istri saya, sehingga membuat istri kegelian menahan tawa.

Dalam perjalanan istri bertanya "Maksudnya Bu De ngomong biar anaknya sehat, murah rezeki, dan jadi manusia unggul kaya' singkong super itu apa ya Po?". Saya pun menjelaskan bahwa singkong itu bukan hanya makanan, namun juga terdapat filosofi kehidupan didalamnya. Singkong adalah guru metafora kehidupan.

"Singkong mudah hidup dimana saja, tinggal tanam pasti ia akan bertuah. Tadi anak kita didoakan semoga murah rezeki toh, nah maksudnya dimanapun dia berada insyaallah anak kita kelak akan dapat hidup subur karena kemudahan mendapat rezeki, asalkan tetap berada di tanah, membumi atau rendah hati maksudnya"

"Singkong itu merupakan tanaman yang ndak rewel, perawatannya mudah dan murah. Bu De tadi juga mendoakan supaya kita diberi kemudahan dalam merawat anak. Supaya anak kita selalu sehat dan bahagia nantinya, sekalipun kita besarkan dalam serba kesederhanaan. Tapi Bu De tadi juga berdoa, sekalipun mungkin nanti anak kita merupakan sosok yang sederhana, tapi ia akan mampu menjadi sosok yang kaya manfaat bagi semesta."

"Nah terakhir tadi Bu De mendoakan supaya anak kita menjadi singkong super. Semoga anak kita kelak benar-benar mampu menjadi manusia yang berkelimpahan prestasi dan menjadi sempurna karena mampu hidup mulia menebar manfaat seluas-luasnya. Semoga ia akan menjadi manusia yang terbaik melebihi manusia lain di muka bumi, menjadi singkong super itu tadi. Pikirkan, Chaerul Tanjung yang sudah menulis buku dan berbagi kebermanfaatan besar di Indonesia saja sekedar mengklaim dirinya sebagai anak singkong. Nah, semoga anak kita nanti menjadi singkong super yang melebihi kesuksesan dan kemuliaan si anak singkong itu tadi ya" saya mencoba menutup penjelasan di sela-sela perjalanan pulang.

"Wuih Popo, berarti sebenarnya hari ini kita sungguh beruntung. Dengan enam ribu rupiah, bukan hanya singkong super yang kita dapat, namun yang lebih berharga adalah doa super dari Bu De penjual singkong ya?" Istri saya tersenyum sembari mengelus-elus perutnya.

Singkong superku ayah sungguh menyayangimu....

-aeplopyu [I Love U]-

-----------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama guyu? cukup klik kitik si burung biru

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Cahirul tandjung banget ini..
tapi kalo dia bangga2ain anak singkongnya kayaknya rada2 gak cocok aja.

Singkong, itukan makanannya salah satu hewan ya?
ha ha
nice post bang :)

Unknown mengatakan...

SiaPPP. Terima Kasih ya

Barakallah