Rabu, 19 Desember 2012

Senyum Dong Pren


Dingin-dingin kehujanan, sepulang dari mengisi training semalam saya mampir ke penjual nasi goreng pinggiran jalan. "Mas, tolong buatkan nasi goreng kambing plus petai, tolong dibuat super pedas dan tanpa kecap" Pinta saya kepada sang penjual nasi goreng. Tanpa senyum sapa dan banyak bicara ia pun segera memasak pesanan saya. Semua bahan ia kumpulkan dan diracik dengan cekatan, ia pun memasak dengan terampil diatas bara api biru yang sempurna menyala. Wuih cara memasaknya benar-benar seperti koki restoran kelas atas, tapi kok tanpa ekspresi ya?

Pesanan saya matang dan segera terhidang di hadapan. Dari bentuk sungguh menggiurkan: warna coklat dari daging kambing berbaur dengan warna keemasan nasi, diperindah dengan kemilau hijau petai. "Ehm rasanya pasti lezat" pikir saya. Saya ambil sesendok dan melahap "Hap....lho kok hambar?" pikiran saya sempat kecewa, namun saya tepiskan dan saya coba aduk-aduk itu nasi goreng dan mencoba menyantapnya kembali.

"Hap...lho kok masih hambar? padahal secara bentuk sudah menarik?". Sebenarnya saya berharap bisa menikmati irama "Nyam..nyam..." saat makan, tapi apa daya sepanjang mengunyah saya hanya mampu berirama "hap..hap..hap...". Tetep karena lapar dan kedinginan saya akhirnya mengabiskan nasi goreng, sekalipun dengan irama "Hap..hap..hap..".

Usai menyantap nasi goreng saya pun segera membayar, dan menyempatkan diri menyampaikan saran kepada sang penjual nasi goreng "Mas hebat deh tadi masaknya, bahkan bentuk nasi gorengnya juga bagus kayak di hotel-hotel." Ia pun akhirnya tersenyum. "Nah biar bukan hanya bentuknya yang bagus, kalo saya boleh kasih saran, besok-besok masaknya pakai ekspresi senyum mas. Jadi biar rasa nasi gorengnya kayak di hotel-hotel. Karena jujur tadi nasi gorengnya hambar" saya menambahkan.

"Memang apa hubungannya senyum sama rasa masakan saya?" tanya dia ndak mau kalah. Eh ini orang diberi saran malah ngajak berantem, ujar saya dalam hati. "Mas senyum menandakan orang bahagia. Senyum menandakan orang ndak stress. Senyum membuat orang jadi suka sama anda. Minimal senyum menjadikan anda senang dan tidak lupa memasukkan bumbu ketika memasak" jawab saya mencoba sesantun mungkin. "Eh astagfirullah, iya mas saya lupa memasukkan bumbu, karena mas nya tadi bilang ndak pakai kecap, jadinya bumbunya juga ndak ketuang" ia pun mengakui kesalahannya.

Senyum dong Pren! Ayo yang banyak lupa, jangan-jangan anda jarang tersenyum? Yuk tunjukkan senyum terbaik kita :D

-aeplopyu [I Love U]-

----------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? cukup klik kitik si burung biru

Tidak ada komentar: