Kamis, 20 Desember 2012

Pentingnya Guru


Beramal (mengaplikasikan ilmu) itu perlu guru, seseorang yang akan mendampingi, membimbing, bahkan mengevaluasi aplikasi ilmu yang kita pelajari. Sehingga dengan demikian kita tidak terjebak dalam kebutaan hal yang kita anggap benar. Hal demikian bisa digambarkan dalam cerita Sutikno berikut.

Dini hari, Sutikno remaja sudah beranjak dari tempat tidur dan menuju masjid di kampungnya. Dalam benaknya ia bertekad untuk melaksanakan ibadah sunah dari buku yang baru saja dipelajarinya: shalat tahajud, shalat hajat, salat istikharah, salat fajar, dan yang tidak kalah penting adalah shalat rawatib. Baginya semua shalat sunah tersebut harus ia lakukan agar dirinya benar-benar dekat dengan Tuhan.

Tiba di masjid ia mempraktekkan shalat tahiyatul masjid yang sudah ia sering lakukan sebelumnya, hingga berlanjut ke shalat-shalat sunah yang lainnya. Waktu adzan shubuh tiba, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan mendapat pahala dengan mengumandangkan adzan. Sutikno memiliki suara yang merdu, setelah adzan, ia lantunkan shalawat yang mampu membuat banyak jama'ah shubuh rela tergoda untuk datang ke masjid dan berjama'ah shalat. Semua orang senang dengan Sutikno, ia memang pemuda rajin dan menyenangkan bagi warga di kampungnya.

Dini hari ini spiritualitas Sutikno membuncah. Usai shalat shubuh berjama'ah dan nikmat hanyut dalam dahsyat dzikir yang dipimpin sang imam, Sutikno segera bangun dan beranjak ke suatu sudut ruang masjid dan melakukan shalat. Sang Imam pun menjadi heran, namun tetap memperhatikan apa yang Sutikno lakukan. Sang Imam melihat sutikno begitu khusyuk di rakaat pertama, bahkan dirakaat kedua ia melihat Sutikno semakin menjadi-jadi menangis termehek-mehek wal sesenggukkan. Sang Imam menjadi semakin heran dan menggeleng-gelengkan kepala "apa gerangan yang terjadi pada anak ini?" tanyanya.

Akhirnya sang imam pun menghampiri Sutikno. "No, kamu lagi ada masalah?" tanya Sang Imam. "ndak kok pak" jawab Sutikno. "Ohhh begitu, sebab saya heran. Saya pikir kamu lagi ada masalah pelik, sampai-sampai habis shalat shubuh kamu shalat dua rakaat lagi. sampai menangis sesenggukkan begitu?" penasaran Sang Imam menekankan pertanyaan.

"Itu dia pak. Semalam saya membaca buku tentang ibadah sunah. Disana saya baca terdapat beberapa ibadah sunah yang bisa dilakukan hingga shalat shubuh dan saya bertekad melakukannya. Nah tapi saya baru teringat ketika melaksanakan rakaat kedua sehabis shalat shubuh tadi. Bahwa ternyata tidak ada lagi shalat rawatib ba'diyah shubuh. Aduh bodohnya saya. Makanya saya nangis sesenggukkan itu minta maaf sama Allah, menahan malu karena bodoh dan buta saya terhadap ilmu". jawab Sutikno polos.

"Oh alah no..no...amal itu ada ilmunya, dan tiap ilmu itu harus ada guru biar kamu ndak buta" Cekikikan sang Imam berkata.

-aeplopyu [I Love U]-

----------------------------------------------
Ingin berbincang & bersama-sama Guyu? Cukup klik kitik si burung biru


Tidak ada komentar: