Hal yang paling tidak boleh dilakukan oleh seorang pemimpin adalah panik, apalagi jika panik hinggap kala kita diminta untuk membuat keputusan secepat kilat. Hal ini pun seringkali masih saya rasakan ketika diberikan amanah untuk memimpin sebuah acara pelatihan.
Ketidaksibukkan saya selain mencoba berbagi "guyu" adalah bergabung menjadi associate lead fasilitator di beberapa konsultan pengembangan diri. Tugas saya selain harus memfasilitasi peserta juga harus mampu mengkoordinasikan antara kegiatan pelatihan, peserta, trainer, dan para fasilitator lainnya, dan alhamdulillah, sebagai lead fasilitator seringkali saya bekerja tidak optimal.
Ketidakoptimalan performa saya bisa disebabkan oleh banyak hal: kurang pengalaman, kurang sehat, atau yang lebih sering dan bahkan membuat fatal adalah panik. Pernah saya diberikan amanah memimpin sebuah pelatihan besar di Bogor. Kala itu, selain karena minim pengalaman dan kondisi badan yang kurang fit, panik menyebabkan saya tidak mampu memberikan performa terbaik. Hingga suatu ketika disuatu sesi pelatihan kepanikan saya membuncah. Saya diminta melakukan penyesuaian mendadak dan memberikan keputusan cepat, bahkan bila mampu harus secepat kilat. Saat itu dalam pikiran saya adalah keputusan...keputusan...keputusan...!!!
Melihat kondisi pelatihan yang semakin kurang kondusif, sayapun segera memberikan perintah kepada rekan tim fasilitator lainnya, dengan instruksi yang arogan, tidak jelas dan dalam kondisi panik. Seketika tim langsung kebingungan, para peserta pun teraniaya merasa terbaikan. Beruntung saat itu ada sosok bijak tersenyum, menenangkan, dan mencoba menganalisa apa yang sedang terjadi. Orang tersebut biasa saya sapa dengan Ayahanda Sjaiful Hamdi Naumin, Master Trainer yang akan mengisi sesi pelatihan saat itu.
Beliau bertutur "Aep, tahukah aep seperti apa pemimpin yang baik? yaitu pemimpin yang tidak panik. Karena coba aep lihat, saat aep sebagai pimpinan panik, apa yang terjadi dengan bawahan aep? lebih panik kan?". Ayahanda melanjutkan "Pemimpin yang panik akan menganiaya orang yang dia pimpin. Makanya, coba ketika ada masalah, Aep tuma'ninah. Diam sejenak, tarik nafas, pahami masalah yang ada. Ketika dapat solusinya, jangan langsung diutarakan, namun pikirkan kelebihan dan kekurangannya. Baru kemudian jika yakin, segera sampaikan solusi tersebut"
"Aep, tuma'ninah mampu meredakan tekanan yang ada dan memberikan ruang perenungan untuk membuat solusi terbaik" Ayahanda Sjaiful tersenyum kemudian menepuk bahu saya. Saat itu jujur saya menahan tangis haru, mencium tangan lalu memeluk tubuh guru mulia tersebut.
Mari belajar, bahwa kilat selalu tampil di langit yang sedang kelam. Kilat memang mampu memberikan kilasan cahaya sesaat yang memukau, namun setelahnya akan menimbulkan gemuruh yang mampu memekakkan telinga hingga membuat orang lemas terkaget - kaget karenanya.
Dalam sebuah tim membuat keputusan secepat kilat memang penting. Namun selain harus memudahkan pekerjaan tim, juga jangan sampai menganiaya orang lain. Penting membuat keputusan secepat kilat. Namun jangan sampai membuat keputusan yang sesesat kilat.
- aeplopyu [I Love U] -