Selasa, 16 Oktober 2012

In Memoriam Bagus Suhar Setioko: Guru Mencetak Gol


Perasaan masih kemarin aku bercanda denganmu. Bahkan Dalam kunjunganku ke Semarang waktu itu, kita sempat saling menantang diri masing-masing untuk bermain Winning Eleven, Game kesukaan kita, yang memang lebih banyak kamulah pemenangnya. Menyesal waktu itu akhirnya kita tak sempat bertanding, karena memang aku harus segera kembali ke Jakarta.

Aku akan memang selalu lebih iri kepadamu, sahabatku. Kau jauh lebih tinggi, lebih tampan, lebih mancung, dan senyummu selalu lebih mempesona. Pantas saja adikku Kiki yang notabene tomboy bisa jatuh hati kepadamu. Dan jujur aku jadi lebih bersyukur karenanya. Karena engkau memiliki wanita yang begitu mengerti akan dirimu, juga “ujian” yang selama ini bersemayam dalam dirimu. Wanita yang hingga akhir engkau menutup mata, selalu setia berada untukmu.

Aku akan selalu bersyukur dan berterima kasih karena mampu menjadi sahabatmu. Terlebih ketika saat aku terpuruk dahulu, saat dimana aku berada dititik paling hina dalam hidup, ketika kebanyakan orang menjauhiku, namun engkau masih bersedia bermain dan menemaniku, sedikit orang terkasih yang masih peduli denganku.

Aku masih ingat, sembari bermain Winning Eleven, engkau memberikan pelajaran bahwa hidup layaknya bermain sepak bola. Ketika engkau terpuruk, tertinggal angka, harus kembali bermain dan menikmatinya hingga akhir waktu pertandingan. Masalah mampu mencetak gol atau tidak itu urusan nanti. Yang penting nikmati pertandinganmu dan berusahalah mencetak gol.

Filosofi yang engkau ajarkan, hingga kini masih aku jalankan. Aku yang memang tidak seberuntung dirimu, dengan segala keterbatasan berusaha mengukir prestasi, berusaha mencetak gol, hingga nanti akhir waktu pertandingan, ketika Sang Wasit meniup peluit panjang, aku harus menuju ruang ganti kehidupan.

Bagus Suhar Setioko, Guru...sahabat... adikku sayang. Aku akan menceritakan dirimu kepada istri dan anak-anakku. Bahwa pernah ada pemuda hebat yang pernah mengajarkan aku ilmu kehidupan.
Innalillahi wa innalillahi raji’un. Selamat jalan sahabat. Semoga Allah memberikan pakaian termulia sebagai ganti kostum dunia penuh peluh perjuanganmu, di ruang ganti terbaiknya.... Syurga.
-          In memoriam Bagus Suhar Setioko: Wafat 08 Oktober 2012 -

Tidak ada komentar: