Sejujurnya aku juga bingung saat ini sedang berada dimana. Pertama kali tersadar setelah jatuh dari ketinggian, yang aku lihat hanya remang-remang semata. Aku coba menampar pipi "PLAKKK...", aww ternyata sakit, ini bukan mimpi.
Sejenak aku mencoba menyadarkan diri. Perlahan aku mulai mendapati gambaran seisi dunia. Dunia yang sempit sesak, dimana seisi penghuni asyik masyuk dengan aktivitasnya masing-masing. Di suatu sudut aku dapati Imam Bonjol sedang khusyuk berdoa. Perlahan aku menguping, "Tuhanku, berkahilah negeri ini...berkahilah negeri ini" sembari meneteskan air mata Imam Bonjol terus melantunkan lirih doanya.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan "Hei Imam Bonjol, berhentilah kau memohon sesuatu yang pengabulannya sangat lama" lantang pria berkumis mengacungkan golok kepada Imam Bonjol. "Daripada kau minta berkahilah..berkahilah.. Lebih baik ayo berkelahilah...berkelahilah..." cemooh pria tersebut.
Kini aku sadar dimana aku berada. Seisi dunia ini penuh sesak dengan pria bergolok. Berteriak-teriak menantang berkelahi satu sama lain. Ribuan pria bergolok tersebut seperti tak pernah lelah saling menyerang. Mengepung Soekarno Hatta yang berusaha menyatukan mereka. "Marilah kawan untuk apa mengacungkan senjata kepada saudara senegerimu. Mari bersatu, bersama-sama kita berjama'ah mengukir prestasi bagi kebaikan negeri" ajak Soekarno Hatta kepada ribuan pria bergolok tersebut.
Ternyata apa lacur, seorang Soekarno Hatta pun tak berkutik mendamaikan amarah para pria bergolok tersebut. Dan aku, yang baru saja berada di dunia ini menjadi dilema. Apa yang bisa aku lakukan seorang diri? Akhirnya, aku pun hanya mampu menghampiri Imam Bonjol. Duduk bersimpuh dan turut berdoa bersamanya. Berharap akan datang ribuan, bahkan jutaan sosok Soekarno Hatta yang akan menggantikan para pria bergolok. Menghentikan gejolak amarah, menghadirkan berkah, dengan menggiatkan sedekah. "berkahilah...berkahilah...negeri ini"
Aduhai manusia kirimkanlah kepada kami jutaan sosok Soekarno Hatta. Janganlah kalian kirimkan golok ke dunia kami. Karena itu hanya akan membuat kami sengsara. Andai kalian mengetahui...
- diary imaginer lembaran dua ribu rupiah -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar