Hari ini bersama-sama para Konselor Remaja dari LKC Dompet Dhuafa saya mempelajari hal yang menarik tentang komunikasi anak dan pelatihan aktif. Menurut saya inti dari kedua materi tersebut adalah komunikasi. Karena ternyata ilmu tentang bagaimana menyiapkan anak tangguh melalui komunikasi bisa diaplikasikan kedalam konteks pelatihan aktif.
Bukan bermaksud menyamakan peserta pelatihan seperti halnya anak-anak. Tapi bagaimana kita mengapresiasi kehadiran peserta patut kiranya mencontoh pola berkomunikasi dengan anak. Harus disadari bahwa setiap manusia, terutama anak-anak butuh untuk didengarkan, dinamakan, diterima, dimengerti, dan dihargai. Anak - anak adalah segalanya bagi kita. Kita berjuang banting tulang, bertaruh nyawa demi kebahagiaan mereka. Begitupun peserta pelatihan, mereka adalah segalanya bagi kita. Performa kita ditujukan demi kepuasan mereka, karena peserta adalah Raja.
Terkadang atas nama kepuasan, dalam mengasuh anak kita seringkali menerapkan pola Memerintah - Mengancam - Mencap. Padahal ketika kita bicara pada mereka sebenarnya kita sedang melakukan pengasuhan. Begitupun dalam pelatihan, seperti kata Bang Haji TERLALU jika masih ada yang memperlakukan peserta sembari marah - marah lalu memberi label buruk atau bahkan mengancam pelatihan dihentikan jika peserta tidak memperhatikan trainer. Padahal harus diingat siapapun ketika tercerabut harga dirinya, maka akan sulit baginya menerima kehadiran kita, apalagi pengasuhan (ilmu) yang coba kita berikan.
Jika harga diri diibaratkan dengan sebuah kantong. Maka orang yang memiliki harga diri terbaik bisa diibaratkan dengan kantong yang kenceng dan penuh, karena kristal - kristal positif seperti pujian, penerimaan, maupun penghargaan tetap berada di kantongnya, bahkan terus menerus kita tambahkan sehingga membuat orang yang memiliki harga diri tersebut mempercayai kita untuk terus membantunya percaya diri mendapatkan konsep hidup terbaiknya.
Berbeda jika kita terus menerapkan pola Memerintah - Mengancam - Mencap. Maka perlahan - lahan kita sudah mengambil kristal - kristal positif tersebut dan membuat kantong harga diri seseorang jadi semakin kempes. Ketika harga diri seseorang kempes maka ia semakin kurang percaya diri mengarungi gelora samudera kehidupan yang akan dilaluinya. Bahkan sulit mempercayai kita lagi sebagai orang yang membantunya memiliki konsep hidup terbaik.
Jadi mari membuat kantong - kantong harga diri yang kenceng dan penuh. Mari menerapkan pola komunikasi terbaik, "mengasuh" demi kepuasan MEREKA, bukan demi kepuasan SAYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar