Sabtu, 20 Oktober 2012

Belajar Dari Bokong

Ketika berbelanja sayuran pagi tadi tanpa sengaja saya mendengar perbincangan para ibu. Topik perbincangannya cukup lucu bagi saya, jadinya sembari memilih sayuran saya mesam-mesem malu dibuatnya. Apa yang dibicarakan? terkait dengan bagian yang bisa dibilang eksotis dari tubuh kita: bokong.

Seorang ibu mengeluhkan pasca melahirkan bokongnya jadi kendur. Gayung bersambut ibu-ibu lain pun sama mengeluhkan kondisi bokong masing-masing yang menurut mereka sudah tidak seksi, yang menyebabkan suami mereka jadi kurang memberikan atensi. Lho...lho.. kok jadi menghujat bokong yah, padahal harusnya bokong dihargai bukan karena bentuknya, tapi karena manfaatnya.

Coba pikirkan andai tak ada bokong, bagian paling vital manusia selain otak dan jantung, yaitu tulang ekor, pasti akan rentan cedera. Bokong melindungi tulang ekor terhadap benturan yang dapat membuatnya trauma yang tentunya bahkan bisa merenggut hidup manusia. Andai bokong tidak ada pastinya manusia hanya bisa tengkurep seumur hidup. Jadi terlepas dari seperti apa bentuk bokong kita, apakah meleber, sak ebor, atau bahkan tepos. Bokong mampu menjadi penyelamat hidup. 

Tuh kan, ternyata dari bokong pun kita bisa memetik pelajaran kehidupan. Jika bokong saja mampu bermanfaat menjadi penyokong kehidupan. Bagaimana dengan kita, sudahkah bermanfaat bagi kehidupan?

Mari bersyukur dengan menebar manfaat seluas-luasnya

Tidak ada komentar: