"kau terindah kan selalu terindah, aku bisa apa tanpa dirimu...... kau pemilik hatiku" [armada].
Hujan - hujan membonceng istri menunggang Jupi, mengarungi jalan raya bogor memenuhi ngidam istri demi semangkok mie. Aih.. melihatnya melahap itu mie, senangnya hati kontan jadi ingin bernyanyi. Tapi semakin saya bernyanyi kok jadi semakin berpikir, karena menyadari "seberapa besarpun cintaku padamu, istriku engkau hanyalah kontraktor hatiku".
"Lho kok kontraktor hati? ndak romantis banget ikh !" istri saya kontan nyeletuk.
Nah, bagi anda yang sedang gandrung, mabok keyel - keyel karena asmara, lekaslah sadari bahwa sejatinya Sang Pemilik Hati hanyalah Tuhan yang menciptakan hati. Ciyuss? Myapa ?
Saya menggunakan istilah kontraktor hati karena memang sebenarnya istri hanya sekedar ngontrak di hati, sampai nanti ketika disuatu hari salah satu tiada karena menghadap Sang Pemilik sebenarnya. Kontraktor disini memiliki dua makna, pertama secara konotatif artinya orang yang menyewa kontrakan. kontrakan disini ya maksudnya hati, jiwa, tubuh, pikiran, pokoknya ya kesegalaan dan keutuhan hidup kita. Makanya harus memberikan perhatian dan pelayanan yang terbaik kepada yang sedang ngontrak di hati, yaitu istri.
Makna kedua, secara denotatif maka kontraktor memiliki fungsi membangun. Ingat pepatah lama "dibalik kesuksesan seorang pria, terdapat kemuliaan seorang wanita dibelakangnya". Selain Ibu kita, istri adalah penentu keberhasilan utama seorang pria. Tentunya dengan catatan sebagaimana yang dilakukan kontraktor dan kliennya, harus ada win - win solution. Bukan saling berlomba memenangkan ego dan kepuasan masing-masing.
Nah daripada salah kaprah karena dimabuk asmara, mendingan mulai hari ini diluruskan ikrar cintanya:
"kau terindah kan selalu terindah aku bisa apa tanpa dirimu........kau kontraktor hatiku". Semoga istri kita bahagia karena menjadi kontraktor hati.
aeplopyu istriku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar