Kamis, 18 April 2013

Jatah Ayah

nak, sungguh ayah begitu cemburu pada ibumu, bukan lantaran karena ia mencintaimu lebih daripadaku, ayah cemburu lantaran ladang pahala yang ibumu dapatkan karena kehadiranmu. Betapa tidak...sayang, sembilan bulan berjuang mengasihimu dalam rahim mulianya, melahirkanmu bertaruh nyawa, jua berkorban asa memberimu asi tiap waktu, ladang pahala ibumu tak akan pernah terkejar sekalipun sepanjang hayat hidup ayah.

Berjuang mencari nafkah untukmu jua ibu tentu tak akan pernah mampu menyamai ladang pahala ibumu, dan memang pasti tidak akan pernah mampu. nak, mohon berikanlah jatah ayah. Bukan jatah cinta atas ibumu bukan pula atas asupan asi yang ia berikan terhadapmu. Mohon berikanlah jatah pahala ayah untuk terbangun malam kala engkau terjaga mengajak ayah menyembah takhluk Sang Maha Punya. Biarkanlah ayah memandikanmu, bermain denganmu, bernyanyi mengantarmu tidur, memijit lembut tubuh mungilmu, mencuci bajumu, membilas kotoranmu, atau apapun yang bisa ayah lakukan agar mendapat pahala atas kehadiranmu...sayang.

Ayah sadar..sayang, berapapun banyak dan besar yang ayah lakukan untukmu kalah nilai kasih jika dibandingkan dengan ibu. Karenanya sayang... ingat-ingatlah pesanku untuk selalu memuliakan ibumu. Kelak jika engkau beranjak remaja dan menjadi dewasa, mungkin engkau akan mencibir caraku mengasuhmu, mungkin engkau membenci dan menjauhiku. Tapi buah hatiku....janganlah engkau melakukan hal buruk tersebut kepada ibumu. 

Ingat-ingatlah sayang, Ibumu adalah malaikatmu. Ia yang berkorban jiwa raga untukmu, maka dahulukanlah ibu...ibu...ibu... Sedangkan aku, meskipun aku ikut andil saham dalam darah dan dagingmu, aku hanyalah ayahmu. Pendukungmu untuk lebih memuliakan hidupmu...memuliakan ibumu.

----------------
aeplopyu pul
-@cakaep-

Bukan karena

nak jika kelak engkau bertanya mengapa ayah memilih proses kelahiranmu hanya di sebuah rumah bersalin sederhana dan bukannya di nyaman kamar rumah sakit mewah, bukanlah karena ayah tidak sanggup untuk menyambutmu dengan kemewahan tersebut. Ayah ingin kesederhanaan bersikap menjadi satu-satunya kemewahan  yang selalu engkau miliki. Lagipula nak, percayalah semewah dan senyaman  apapun rumah sakit engkau hanya akan merasakan sakit.

nak jika kelak engkau bertanya mengapa ayah  hanya memberikanmu asi dan bukannya susu instan yang berformula berharga mahal, bukanlah karena ayah tak menyayangimu, bukan karena ayah tega menikmati tiap isak jerit laparmu sayang. Ayah ingin engkau memahami bahwa kasih sayang yang terbaik adalah yang alami, bukan yang dibuat-buat.

nak jika kelak engkau bertanya mengapa ayah tidak memberikanmu baby sitter sebagaimana orang tua temanmu memberikan kepada anak-anaknya, bukan karena ayah tidak ingin engkau terlihat hebat dan keren layaknya teman-temanmu. nak kami bukan hanya orang tua biologismu, ibu serta ayah adalah juga pengasuhmu. Kami lebih bahagia memandikan, nyebokin, hingga meninabobokan kala engkau sehat tanpa menunggu engkau terbaring sakit. Hadirmu adalah amanah, hadirmu adalah komitmen, mengasuhmu adalah panggilan jiwaku, bukan panggilan untuk baby sitter.

Anakku, Garadipa Michaly Arssynanda.... aeplopyu pul bukan karena engkau anakku, tapi karena mencintaimu adalah hak jua kewajibanku.
_______________________________________
aeplopyu  pul - @cakaep

Selasa, 09 April 2013

Patut Khawatir


Beberapa tahun belakangan ini saya bersyukur karena mendapat banyak kemudahan hidup. Berawal dari sebuah tayangan televisi  swasta hingga nekad mengikuti Trainer Bootcamp n Contest saya beruntung akhirnya mampu berinteraksi langsung dengan inspirasi saya KekGu Jamil Azzaini. Bermula dari melihat di televisi, kini saya mampu memeluk dan belajar langsung darinya, bahkan dipercaya menjadi salah satu fasilitator pada event besar Wana Be Trainer, sebuah prestasi yang mengharukan bagi saya yang masih sangat cetek ilmu di dunia menginspirasi Indonesia.

Ketika tahun 2008 menikah dan memiliki keturunan hanyalah sebuah impian yang sulit terwujud, tapi pada tahun 2012 sosok siti rahmah yang begitu saya dambakan hadir melalui sosok gadis muda menakjubkan. Di usia mudanya yang baru beranjak 18 tahun, gadis cantik, tinggi semampai, mancung, dan berlesung pipit tersebut bersedia menerima saya menjadi Imamnya, satu hal yang membuat saya yang sadar diri berwajah pas-pasan juga kaget senang kepalang. Dan bersyukur lebih ajaib lagi, kini saya diamanahi seorang putra yang terlahir kala ia berusia 9 bulan 9 hari dalam kandungan. Kemustahilan dalam mata manusia yang menjadi kenyataan karena kuasaNya.

Kemudahan hidup lain yang saya dapatkan adalah ditempa langsung oleh Suhu Guru Farid Poniman, Sang Peramu Konsep STIFIn. Ketika banyak orang berlomba-lomba untuk mendekat dan menjadi muridnya, saya begitu beruntung dipilih langsung oleh beliau untuk ditempa. Bahkan suatu ketika proses ujian untuk menjadi muridnya datang, ketika saya diminta untuk perform training didepan beliau dan beberapa orang hebat lainnya, Suhu Guru berkata “Aep, saya memang baru pertama kali melihat Aep perform. Tapi saya sepakat Aep berbakat dan pasti bisa menjadi trainer nasional”, sebuah motivasi Yng membuat hidup saya jadi lebih berarti.

Masih banyak kemudahan hidup lainnya yang saya peroleh, namun kok akhir-akhir ini saya justru was-was dan merasa tidak tenang. Kok bisa? Ya bisa lah, karena saya selalu merasa khawatir. Banyaknya kemudahan yang saya peroleh menimbulkan sebuah pertanyaan besar “Ya Allah sepantasnya aku merasa khawatir, karena aku yakin setelah kemudahan yang Engkau berikan pasti akan ada ujian yang Engkau hadirkan untuk menguji kualitasku sebagai hambaMu, iya kan?”

Bukankah setelah kesulitan pasti akan ada kemudahan (Al Insyirah 5-6), tapi pasti juga setelah kemudahan akan ada kesulitan (ujian).

Sahabat Guyu juga khususnya saya. Semoga siapapun kita tidak akan terlena, lupa, tuli, ataupun buta terhadap ujian yang akan mendera setelah berlimpah dan banyaknya kemudahan hidup yang didapat. Jadi mari merasa khawatir, mempersiapkan diri untuk naik level ketika ujian itu tiba.
-----------------------------
aeplopyu pull - @cakaep

Bukan Polisi Cepek


Sekitar tahun 1990an kala saya masih unyu-unyu, popular sekali istilah polisi cepek. Polisi cepek identik dengan seorang preman yang berdiri diperlintasan putaran jalan raya yang memberikan jasa mempermudah para pengendara mobil yang hendak putar arah. Mereka hanya mau melayani para pengendara mobil, sedangkan para pengendara motor siap-siap dikacangin dan “self service” karena dianggap ndak ada duitnya.

Imbal pamrih atas jasa mereka saat itu adalah logam cepek-an (seratus rupiah). Dalam sebulan seorang polisi cepek di Jakarta mampu meraup jutaan rupiah, jumlah yang sangat luar biasa dibandingkan gaji para pekerja kantoran. Makanya jangan salah jika para preman rela bertaruh nyawa demi mendapatkan lahan basah tersebut.

Pada saat itu polisi cepek memiliki konotasi negatif yang memang melekat erat dengan dunia preman. Jika memang tidak diberikan imbal jasa atau bahkan uang yang kita berikan terlalu kecil maka bersiap saja mobil yang anda kendarai baret tergores oleh uang receh yang anda berikan.
***

Seorang trainer sepantasnya jangan menjadi polisi cepek. Memang seorang trainer harus mampu memudahkan orang lain untuk menemukan kehidupan terbaiknya, tapi jangan sampai ikhtiar kebaikan tersebut ternodai karena imbal jasa yang tidak sesuai dengan harapan. Jangan-jangan karena ‘bayaran” yang tidak sesuai seorang trainer malah berbagi ilmu ala kadarnya. Audience kaum Bento yang berani bayar mahal dan banyak duitnya (“naik mobil”) dilayani lebih plus daripada mereka yang merupakan kaum Hamdan ATT (“naik motor”).

Atau bahkan jangan-jangan, bukannya membantu dan menginspirasi, seorang trainer justru sengaja merusak audiencenya dengan ilmu yang “ala kadarnya”, semaunya, atau setengah hati hanya karena si kaum bento tadi tidak membayar sebagaimana yang diharapkan.

Trainer bukanlah polisi cepek. Seorang trainer harus tetap dan terus menginspirasi , membantu orang lain mendapatkan kehidupan terbaiknya sekalipun hanya mendapatkan imbal jasa 2M……(Makasih Mas). 

------------------------------------
Berkeinginan menjadi Trainer yang dahsyat menginspirasi dan hebat dalam berbagi? Ikuti Trainer Bootcamp n Contest, Bogor 26- 28 April 2013. Info 0812 1632 0707

Sabtu, 06 April 2013

S[h]ame On You

Dua kali hari jum'at ini saya mendapat pelajaran berharga tentang pernikahan. Dua kali jum'at ini saya takjub melihat seorang kakek dengan tertatih-tatih dibantu oleh istrinya berjuang menghiraukan terik siang menuju masjid terdekat untuk menunaikan shalat jumat.

Tidak tega berpangku tangan saya pun menawarkan bantuan dan disambut dengan senyuman oleh keduanya.  "nek, biar kakek sama saya saja, Nenek pulang saja. nanti juga pulangnya biar saya antarkan sampai ke rumah ya" tutur saya menawarkan tangan.

Selama shalat jum'at, sang kakek memilih berada di shaf paling belakang sehingga beliau bisa duduk dan bersandar menikmati hasil perjuangannya tersebut. Shalat jum'at pun usai, sayapun kembali menawarkan bantuan mengantarkan sang kakek untuk kembali pulang.

Perlahan sangat, kami menyusuri panas aspal khas hari jum'at sembari mendengarkan cerita sang kakek yang ternyata baru sembuh dari penyakit yang sempat membuatnya lumpuh, hal sama yang saya alami beberapa tahun yang lalu. 

Tak terasa keringat mengucur lebih deras daripada perlahan langkah kaki kami. Tak sadar ternyata beberapa langkah di depan, sang nenek menanti berlukis senyuman sekalipun berpayung terik siang.
"Lho nek, kok panas-panasan disini? kan tadi saya sudah janji akan mengantarkan kakek sampai dirumah" tutur saya.
"Memangnya mas tahu rumah saya dimana" candanya.
"Eh ndak juga sih, tapi kan ada kakek" jawab saya.
"ndak apa, sini mari saya bantu" lha kok yang membantu malah dibantu, cekakak saya dalam hati.

"Tekad kakek buat ibadah luar biasa ya nek" saya kembali memulakan percakapan. "Dan jujur saya begitu cemburu dengan kemesraan kakek dan nenek. Setiap jumat saya melihat nenek begitu sabar menuntun pelan jalan kakek demi shalat jumat ke masjid. Dan sekalipun kakek terlihat lelah tapi nenek saya lihat selalu tersenyum sekalipun keringat mengucur" kagum hati saya memuji mereka.

"ya suami istri harus gitu mas. Masa' mau enaknya aja? Masa' mau mudanya aja. Nenek sudah bersama kakek selama hampir empat puluh enam tahun. Selain ada mesranya, ya ada marahnya, ada ngambeknya. Ya kalo ada masalah ya harus dengan kepala dingin dan hati yang luas" si nenek bertutur senyum sembari melayangkan pandangan mesra kepada suaminya yang berkonsentrasi berusaha menjaga gigih ritme langkahnya.

#PLAKKK siang itu saya mendapat tamparan lembut tepat bersarang di hati.

Shame On You. Siapapun yang menjadikan pernikahan ladang coba-coba alias trial and error, yang dengan mudahnya menjadikan perceraian sebagai solusi murahan yang dianggap memudahkan hidup, sepantasnya kalian malu! Dan sungguh saya berlindung dari menjadi golongan yang dibenci Allah tersebut. Perceraian memang diperbolehkan agama, tapi itu sungguh tidak disukai oleh Yang Maha Satu yang menjadikan kalian satu.

Dan bagi kalian nenek dan kakek tauladanku, semoga kami bisa menjaga keluhuran pernikahan kami just Same On You, sama seperti yang kalian tunjukkan.

-----------------------
Tertawakan Hidup Anda w/ @cakaep

Rabu, 03 April 2013

Istriku..aeplopyu pull

Sore hari, setelah lelah karena menempuh tiga jam berkendara sehabis berbagi guyu, saya merebahkan sejenak tubuh melepas lelah. Dalam pejam mata, samar-samar saya mendengar istri menggumam seperti sedang kesulitan. Saya pun membuka mata dan menanyakan "kenapa sayang?". 

Mendengar suara saya, spontan istri langsung membalikkan badan sembari melanjutkan memasang stagen (kain panjang yang dililit melingkari tubuh yang biasa digunakan oleh wanita pasca melahirkan supaya langsing kembali). "enggak...enggak apa apa kok" jawabnya kikuk.

"sini phopo bantu..sini.."saya menghampiri istri berupaya membantunya. "enggak..enggak usah...bhubu bisa masang sendiri kok..bisa...lagian phoponya kan capek..udah istirahat saja" tolaknya sembari memperlihatkan mimik wajah yang lucu. "udah sini sayang phopo bantu" saya makin menghampiri. "ndak usah...ndak mau...." istri saya tetap memalingkan tubuhnya membelakangi saya. "kenapa toh sayang..?" tanya saya sembari berusaha membalikkan tubuhnya.

Sungguh wajah istri saya saat itu tidak jauh beda dengan mimik lugu tanpa dosa bayi kami jika habis eek. "Phopo lebih senang bhubu kurus apa gemuk?" tiba-tiba pertanyaan tersebut terlontar dari mulut istri saya. Terlihat sedikit guratan kesedihan diwajahnya, mungkin karena perubahan bentuk tubuh dan banyaknya guratan strecthmark terlukis di tubuhnya.

Saya menghela nafas dan tersenyum simpel. Sembari mengoleskan ramuan tapel (ramuan jamu yang dibalurkan  di sekitar perut dan pinggang, yang konon katanya mampu membuat wanita yang habis melahirkan kembali memiliki tubuh yang ideal) saya pun bertutur "langsing ataupun subur komitmen phopo untuk membhaktikan hidup dan membahagiakan bhubu tak akan pernah berubah". 

"makasih ya phopo...." dan ramuan tapel pun jadi melumuri wajah saya.

***
Istriku, bhakti cintaku padamu tidak akan pernah tergantung pada seperti apa dirimu. Tak usah minder karena perubahan bentuk tubuhmu. Jua tak usah bersedih hati karena guratan strecthmark di perutmu. Percayalah guratan strecthmark yang engkau miliki membuat banyak wanita cemburu karena bertahun-tahun mereka menunggu namun tidak pula dianugerahi guratan kemuliaan seperti yang engkau miliki.

Kontraktor hatiku, usah pula engkau bersedih karena bisikan setan yang mengatakan bahwa aku akan berpaling darimu dikarenakan perubahan tubuhmu. Karena percayalah tak ada lagi wanita mulia yang mau merendahkan hatinya untuk menerima pria yang penuh dengan resiko hidup seperti ku.

Aku guyu melihat si gembul
Istriku...aeplopyu pull

--------------------------------------------------------------------------------
yuk bersilaturahim guyu @cakaep