Pasangan hidup terbaik adalah yang berani to loose. Bangunlah rumah tanggamu dengan pondasi ke-to loose-an. Maksudnya masing-masing dari kalian harus sanggup untuk susah dan sanggup untuk mengalah (to loose). Karena sejatinya rumah tangga yang dinamis adalah ketika ada yang mampu menaklukan dan ada yang bersedia untuk ditaklukkan (kalah). Sehingga rumah tanggamu tidak akan pernah terasa bosan ibarat roller coaster.
Sejak awal bangunlah komitmen dengan pasanganmu untuk membangun rumah tangga kolong jembatan. Di kolong jembatan siapapun bersedia hidup bersahaja dengan tetap memainkan peran sebagai 3 kartu AS: pengASah, pengASuh, dan pengASih. Semua anggota keluarga baik Ayah, Ibu, maupun anak-anak harus menikmati peran tersebut karena mereka terbiasa hidup to loose (susah), sehingga apapun yang dimiliki dan apa yang tidak dimiliki harus dinikmati bersama.
Jika pengertian bahagia adalah berkelimpahan materi dunia, maka di rumah tangga kolong jembatan tidak ada jaminan hidup bahagia. Karenanya janganlah menjanjikan bahwa engkau akan menjamin kebahagiaan pasanganmu. Janjikan bahwa engkau akan mengeluarkan effort terbaik untuk kebahagiaan pasanganmu. Ingat yang menjamin kebahagiaan adalah Yang Maha Memberi, tugas kita adalah berperan optimal sebagai kartu AS, Tuhanmu tidak buta, Ia pun tiada tuli, tiap ikhtiar kebaikan yang kita buat pasti berbuah.
Kebahagiaan di rumah tangga kolong jembatan adalah ketika memainkan peran. Menikah untuk bahagia? bisa menjadi jebakan. Karena jika pasca menikah kebahagiaan dimaksud tak kunjung datang, bisa jadi perpecahan yang terjadi. Karena ekspektasi diawal "Gue nikah sama dia pasti bahagia, karena dia ......(embel-embel materi dunia)" ternyata tak jua nyana.
Mungkin akan lebih tepat jika Menikah untuk membahagiakan. Kenikmatan, keindahan, kebahagiaan pernikahan bukan pada hasilnya, tapi pada proses untuk mencapai bahagianya.
Jadi jangan terlalu banyak alasan atas nama idealisme belum ini belum itu... jika memang sudah memenuhi syarat dan rukunnya segeralah berkolaborasi abadi dengan pasanganmu dalam biduk rumah tangga kolong jembatan.
Jangan menanti pasangan yang cerdas untuk membangun rumah tangga sekolah, karena kalo dia cerdas pasti ia memilih orang yang lebih cerdas darimu. Jangan menanti pasangan yang kaya untuk membangun rumah tangga yang memberikan asuransi bahagiamu. Jangan pula menanti pasangan yang saleha untuk membangun rumah tangga masjid, bila engkau imam dan istrimu adalah makmum, memang mau jadi imam buat berapa orang makmum? hehehe....
Berusahalah untuk membantu pasanganmu menjadi cerdas, menjadi kaya, menjadi saleha. Bila menanti yang sudah jadi bisa-bisa hanya ajal yang akan mendampingi. Pasangan yang berani to loose dan bersedia berkolaborasi hidup dalam rumah tangga kolong jembatan itu yang terbaik. Semoga dimudahkan mendapatkannya ya....
----------------------------
aeplopyu - @cakaep
Jamban adalah simbol dari kepedulian, pelayanan, dan kesetiaan. Tengoklah, tiap detik Jamban selalu ada ditempatnya setia menunggu untuk melayanimu. Jamban begitu peduli bukan hanya kala engkau bersuka cerita, namun juga kala engkau berkeluh kesah. Sekalipun yang engkau berikan hanyalah kebencian, amarah, ataupun makian, Jamban akan selalu menerima hingga kotoran hatimu terlampiaskan sirna. Jamban Cinta semoga mampu menjadi tempatmu melampiaskan kotoran hati, syukur jua mendapat pencerahan hari
Selasa, 28 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terima kasih sekali untuk tulisannya mas, buat saya yang belum nikah tulisan ini sedikit ngasih gambaran bahwa tujuan nikah itu gak hanya untuk mencari kebahagiaan aja..
Inspiring ^_^
Posting Komentar