Pulang berkendara dari luar kota memang sangat melelahkan, berangkat gelap, pulang kala si singkong super sudah lelap, hadeuh (padahal ayah pengen banget main sama Micha, nak..).
Semalam saya tiba di rumah jam setengah sebelas malam, dan memang biasanya si singkong super memang sudah lelap berselimut nyaman ruang. Mantan pacar menyambut dengan lesung pipit yang menawan, aduhai..tapi apa daya saya tak boleh meminta banyak darinya: belum 90 hari katanya, padahal yang lain cuma 40 hari....itu tuh syarat yang disarankan sama mertua dan mantan pacar tega juga mengiyakannya.
Akhirnya, karena lelah dan kantuk yang amat sangat saya pun lelap tertidur. Beberapa kali saya mendusin karena tangis si singkong super. "Maaf nak, masih giliran bhubumu, ayah lelah..." dan terus saya dapati mantan pacar menimang dan menyusui. Seringkali memang, dan seperti yang terjadi tadi, si singkong super akan terus merengek dan tak akan berhenti kecuali ayahnya bangun dan mengajaknya bermain.
"Ayah mana jatahku..?" mungkin itu pesan yang coba ia sampaikan. "Bhubu sudah memberikan jatahku. waktu luang seharian, juga air susu yang tak boleh engkau sentuh, ayah..." (iya...iya sayang..engkau mendapat lisensi penuh HASI= Hak Atas Susu Ibu).
"bangun..ayah..bangun...katanya engkau mencintaiku dan mengharapkan aku menjadi juaramu. Ayo bangun. Tahajudan lalu bermainlah bersamaku...berikan jatahku ayah...." singkong superpun terus merengek hingga akhirnya membuat saya terbangun.
"iya sayang...ini ayah bangun...sini ayah peluk..."dalam kantuk dan berat setengah terpejam sayapun memeluknya. Saya peluk erat, menyatukan kedua pipi kami...ahhhh benar nikmat memeluknya. Saya merasakan kehangatan mengalir dari dada menuju perut, hingga terus merambat ke pinggang saya.
nak, nikmat benar memelukmu sayang. terasa hangat dan bearoma cinta, aroma................................. pesing : "aduh, ya Allah, sayang nak... ternyata dari tadi micha merengek membangunkan ayah hanya untuk pipisin ayah?" tanya saya kepadanya bercanda. Dan tanda cinta buah hatipun mengalir, meresap, mengharuskan saya membersihkan diri hingga kemudian melakukan qiyamul lail. "mission acomplish (misi terselesaikan)" mungkin begitu si singkong super membathin lalu sumringah hingga kemudian terlelap mata.
Nak, tak mengapa jika engkau mungkin menjadikan ayah layaknya jamban: tempatmu bersandar iler, menabung pesing, atau berbagi eek... hehehe.... Karena ayah akan berjanji menjadi Jamban Cintamu: tempatmu berkesah cerita, tempatmu berkeluh sedih, selama setelah membaginya dengan ayah, mampu membuatmu kembali nyaman ceria.
Ayah akan selalu belajar dari Bang TOTO, Mba INA, ataupun Mas KIA, sekalipun mereka bukan standarnya amerika (american standard) tapi mereka guru ketulusan ayah: apapun yang engkau berikan sekalipun kotoran, ayah akan selalu ada untukmu, tak akan menolakmu, karena ayah ada dan hidup demi kebahagiaanmu.
--------------
aeplopyu - @cakaep
Jamban adalah simbol dari kepedulian, pelayanan, dan kesetiaan. Tengoklah, tiap detik Jamban selalu ada ditempatnya setia menunggu untuk melayanimu. Jamban begitu peduli bukan hanya kala engkau bersuka cerita, namun juga kala engkau berkeluh kesah. Sekalipun yang engkau berikan hanyalah kebencian, amarah, ataupun makian, Jamban akan selalu menerima hingga kotoran hatimu terlampiaskan sirna. Jamban Cinta semoga mampu menjadi tempatmu melampiaskan kotoran hati, syukur jua mendapat pencerahan hari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar