Selasa, 16 Oktober 2012

Indah Pada Waktunya

Satu hal yang pasti dari sebuah komik adalah sang tokoh utama akan berakhir dengan kebahagiaan. Setidaknya itu yang aku pahami dari kebanyakan komik yang terbaca.

Memang akan ada saja dramatisasi dalam tiap babak kehidupan sang tokoh, yang terkadang membuat kita waswas, kecewa, marah, sedih, dimana simpati atau bahkan empati kita terbawa alur cerita ketika sang tokoh mengalami kesedihan.

Sang tokoh dalam komik tersebut seringkali meratap namun kemudian tersemangat. Berkali terjatuh untuk kemudian bangkit lagi. Sang tokoh memang dibuat tidak tahu bahwa pada akhir cerita sesungguhnya kebahagiaan telah menantinya. Tapi kita sebagai penikmat komik mengetahuinya bukan? Bahwa sesedih apapun cerita yang dibuat Sang Empunya komik, ujung-ujungnya adalah kebahagiaan atau kemenangan bagi sang tokoh.
***
Usah terpuruk dan terus meratapi kesulitan hidup. Anggap saja hidup itu seperti komik favoritmu. Setiap kesulitan yang engkau hadapi dalam tiap babak kehidupan tentu akan berujung manis pada akhirnya.

Bukankah Allah sendiri menjanjikan kemudahan bagi tiap kesulitan yang ada (Al Insyirah: 5-6). Bahkan tanamkanlah dalam kalbumu bahwa selalu ada terang dalam gelap.
“Jangan terus mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan setitik terang”
(anonim)

Namun, bukan karena demikian lantas kita pasrah saja dan kelewat menjadi pribadi plegmatis yang keblinger. Bukankah untuk mengetahui akhir cerita kita harus melalui lembar demi lembar halaman komik. Begitu juga dengan kehidupan.

“Halah.. ! Biar gampang daripada kelamaan langsung saja beli edisi terakhir". Nah..ini yang tiada disepakati oleh bahkan seluruh keyakinan di bumi. Bukankah Sang Pencipta sudah menetapkan sesuatu dengan kadarnya. Lagipula justru dengan menapaki lembar halaman tiap babak kehidupan akan membuat kita semakin bersinar. Anggap saja ujian-ujian itu sebagai berlian hitam yang mengasah diri kita untuk jadi kemuliaan yang terindah.
Percayalah bahwasanya engkau akan indah pada waktunya.

Nah ! Yang juga harus ditanamkan dalam diri bahwa dalam hal menanggapi ujian jangan pernah menganggap dirimu lebih mulia daripada ujian itu sendiri. Sehingga dengan pongah berkata bahwa "aku tidak pantas menderita seperti ini !". Sekali lagi manusia tak lebih hanyalah batu biasa sedangkan ujian itu adalah berlian hitam, sang pengasah kualitas terbaik.

Jadi....mari menikmati komik
€(@_@)3

“tapi apapun yang terjadi, akan 'ku hadapi,
akan 'ku jalani dengan segenap hati
Walau 'ku terluka, memang 'ku terluka,
tak pernah 'ku lari dari semua ini
(So7: Jalan Terus)”

Tidak ada komentar: