Minggu, 23 Juni 2013

Bijak Popularitas

Saya terkadang tertawa dan geleng-geleng kepala ketika membaca update status beberapa teman trainer yang bertuliskan "otw to Bali with Garuda". Kenapa saya tertawa dan geleng-geleng kepala? karena saya yakin trainer tersebut belum pernah ke Bali dan naik pesawat Garuda.

Namun demikian, mungkin hal tersebut dianggap wajar bagi kaum narcexistis (narsis lan exist) karena katanya bagi seorang trainer naik Garuda merupakan simbol pretisius yang melambangkan kesuksesan profesinya. Bahkan ada trainer yang menjadikan kartu GFF sebagai gantungan kunci tasnya sehingga bisa gondal gandul pamer sana sini. Bahkan saya pernah diledek oleh salah seorang teman ketika bertemu di Surabaya: "Pasti naik Lion ya? yaahhh " sahutnya sembari berlalu. Gimana jika trainer tersebut naik Dua Kelinci ya? huwehe......

Lebih aneh lagi ketika saya membaca update status socmed seorang trainer yang bertuliskan "@ restroom hotel ***** (Bintang Lima)" ah busyet lagi di toilet aja sampai update status segala. Yang lebih parah lagi ada seorang trainer yang sampai update foto-foto wanita berbikini di salah satu pantai di Bali, ia menguploadnya dan share ke BBM group. Kontan tindakannya tersebut membuat berang sang inisiator group yang akhirnya memilih sign out dari group, karena menilai group tersebut sudah menjadi ladang narsis belaka.

Beberapa oknum trainer tersebut mungkin beranggapan bahwa dengan sering mengupload dan update status maka mereka akan dianggap sudah memiliki jam terbang tinggi (frequently flyer). Bijak popularitas-lah: cerdas memutuskan mana yang pantas dan tidak pantas untuk dibagikan ke dunia sosial. Bijak popularitaslah: jangan sampai yang engkau bagikan di dunia sosial melukai orang lain, apalagi sampai melukai profesimu.

Jam terbang seseorang bukan dibuktikan dengan seringnya mengupdate status sedang apa dan lagi dimana. Jam terbang seseorang bukan dibuktikan dengan upload foto lagi apa dan sama siapa. Jam terbang seseorang dibuktikan dengan peningkatan kompetensi saat menginspirasi, kemampuan praktis yang mudah dipahami dan membantu peserta mendapatkan kehidupan terbaiknya.

Bijak popularitaslah. Mengupdate dan mengupload narcexistismu tidak akan membuatmu dikenal sebagai frequently flyer, namun justru akan menjadikanmu sebagai frequently lyer.

Mari memantaskan diri
--------------------------------------------
aeplopyu - @cakaep

Gak Nyangka

Sebagai orang o'ON yang ilmunya masih cetek maka benar satu hoby yang saya lakukan adalah berbagi inspirasi kemanapun dan dimanapun, sekalipun mendapat bayaran 5M (Makasih Mas Moga Mboten Mangkel).

Semua itu saya lakukan karena memang berbagi inspirasi dan mengukir guyu adalah passion saya. Dalam bukunya ON, KekGu Jamil Azzaini mendeskripsikan bahwa passion adalah aktivitas yang begitu dinikmati bahkan sekalipun ketika melakukannya kita tidak dibayar sepeserpun.

Indikator yang menunjukkan betapa kita menikmati aktivitas tersebut adalah bahwa passion membuat kita bertumbuh. Geliat produktifitas dalam menikmati passion akan membuat kita bertumbuh, karena akhirnya kita menuntut dan mengharuskan diri kita terus memantaskan diri menguasai kompetensi baru agar aktivitas passion kita tidak menjadi monoton.

Ketika kita sudah mencintai dan menikmati, ketika kita terus memantaskan diri untuk terus memberikan yang terbaik, maka niscaya passion tersebut akan membuat kita dihargai. Dihargai bukan melulu harus dalam bentuk harta. Bentuk penghargaan atas bertumbuhnya diri karena enjoying passion bisa dalam bentuk meningkatnya jabatan, ilmu, banyaknya sahabat, atau bahkan justru diri kita mendapatkan bathin begitu bahagia karena sudah mampu beraktualisasi sesuai passion.

Dan hal tersebutlah yang baru-baru ini saya rasakan. Keasyikan saya menikmati passion dengan menebar inspirasi guyu kesana kemari membuahkan hasil terwujudnya beberapa impian hidup saya.

Beberapa waktu lalu saya mendapat amanah dari Akademi Trainer untuk menggantikan KekGu Jamil Azzaini berbagi inpirasi bagi para muda-mudi luar biasa di Dompet Dhuafa. Bagi saya waktu itu yang ilmunya masih cetek, adalah sebuah kesempatan yang luar biasa bisa terpilih menjadi Super Sub bagi Guru dari para trainer Indonesia tersebut.

Lebih membuat haru lagi adalah ketika beberapa waktu pagi lalu, ketika hendak berbagi inspirasi di ujung barat Pulau Bangka saya mendapat telepon "Gak Nyangka" yang akhirnya membuat saya menangis termewek-mewek haru. Ya telepon tersebut berasal dari KekGu Jamil Azzaini yang meminta saya tandem kolaborasi bersamanya untuk berbagi inspirasi ON bagi para guru di daerah Depok, Jawa Barat. Saya si o'ON yang ilmunya masih cetek bebek diminta langsung oleh beliau berkolaborasi bersamanya... siswati (sesuatu) banget gitu loh.

see... bertumbuh menikmati passion tidak akan melulu dihargai dengan harta. Penghargaan terhadap aktivitasmu menikmati passion bisa dalam wujud "Gak Nyangka" sebagaimana yang saya alami. Jadi mari terus memantaskan diri mengasah dan menguasai kompetensi dalam beraktualisasi dengan aktivitas yang kita cintai.

--------------------------------
aeplopyu - @cakaep

Senin, 10 Juni 2013

Alasanku Untuk Menua

Remaja sedang menjadi jati diri. Para Alay yang senang menikmati hidup melambai. Kaum Andi Lau (Anak Didikan Galau) lagi terlena dengan buaian yang serba berkilau: Mereka butuh sebuah alasan untuk dewasa.

Tapi bila sudah seumuran saya, sudah bukan masanya lagi roman picisan seraya berdendang "yeye..lalala..yeyeye...lalalala", karena saya harus terus move on. Berpacu menikmati waktu, terus bangkit walau tubuh digerogoti penyakit.

Untuk terus move on tentunya kita harus mensinergikan antara vision, action, passion, dan collaboration (silahkan baca ONnya KekGu Jamil Azzaini ya). Agar keempat tombol ON tersebut bisa terus menyala, penting bagi kita memiliki alasan terkuat untuk apa dan siapa kita harus terus move on, yang kalau dalam bahasa saya disebut sebagai "Alasanku untuk Menua".

Allah dan Rasulnya tentu yang utama. Tapi harus ada alasan lain yang akan memudahkan kita menghadapkan wajah kepadaNya jua memeluk erat hangat tubuh kekasihNya, sehingga move on kita tak hanya menjadi wacana belaka.

Mereka yang tercinta merupakan alasan saya untuk menua. Saya harus move on meraih dan memberikan yang terbaik bagi kedua orang tua, khususnya Ibu. Orang tua yang bukan hanya mengandung dan membesarkan, tapi juga yang dengan tegar nan telaten merawat saya kala lumpuh dikala usia saya dikisaran dua puluh.

Saya harus move on dan terus mengukir guyu bagi Sang Kontraktor hati: istri. Perempuan mulia hati yang berkenan menerima pinangan di usia belia, namun tiada mengkhawatirkan ujian masalah akan melanda, padahal suaminya hanyalah api biru kecil yang menyala dalam redup bejana rentan tiada sempurna.

Saya harus move on untuk buah hati terkasih. Singkong Super yang sangat lincah tingkah nan ekspresif wajah. Sebuah anugerah yang sempat pesimistik akan diamanahkan Allah kepada saya. Dalam tiap malam kala memandangi wajahnya saya selalu menitikkan air mata berharap doa semoga Rabb menjauhkan segala kesulitan sebagaimana yang ayahnya dera. Semoga ia mampu menjadi manusia hebat yang akan menghebatkan banyak orang, itulah yang akan membuat para penduduk bumi dan langit mendekatinya sayang.

Alasan untuk menua menjadi ruh dalam move on-nya saya. Baik dalam vision, action, passion, maupun collaboration.

kamu...?

-----------------------------------
aeplopyu - @cakaep

Rabu, 05 Juni 2013

Menikah itu

Seringkali pernikahan dianalogikan dengan banyak hal. Tapi dari sekian banyak analogi, saya paling tidak setuju jika ada yang memperlakukan pernikahan layaknya pekerjaan.

Menikah bukanlah seperti pekerjaan. Jika sudah bosan dengan pasangan, dus "bonus" kebahagiaan tidak segera didapatkan, maka engkau akan resign (undur diri) meninggalkan pasanganmu dengan berdalih tiada lagi kecocokan.

Menikah bukan pula pekerjaan. Jika telah bertahun-tahun engkau merasa sudah hebat, lantas berusaha untuk mencari pasangan baru. Sekedar pembenaran egomu mengatasnamakan tiada lagi tantangan.

Istrimu bukan sekedar lobang berjalan pemuas birahi. Ia memiliki lobang telinga untuk dipuji sanjung dan mendapat hak perkataan yang baik. Ia punya lobang hidung untuk menghirup harum tubuhmu kala engkau peluk. Ia punya lobang mulut untuk kau berikan asupan halal nan bergizi. Pergauli istrimu dengan layak, perlakukan ia dengan adil nan terhormat.

Suamimu bukanlah celengan semar. Ketika sewaktu-waktu engkau lapar mata ingin memiliki hal materi maka tinggal engkau kosongkan pundi-pundi kerja kerasnya. Ketika engkau iri terhadap kepunyaan tetanggamu, maka engkau akan memintanya merendahkan diri berhutang demi sebuah prestise bernama gengsi kehidupan.

Engkau boleh memperlakukan pekerjaanmu selayaknya pernikahan. Tapi jangan sekalipun memperlakukan pernikahanmu layaknya pekerjaan. Menikah adalah kolaborasi terbaik kehidupan. Niatkan berkolaborasi karena Allah dan saling memuliakanlah karenaNya.

---------------------------------------
aeplopyu - @cakaep