Jumat, 03 Mei 2013

Jadi Bersyukur

Disela-sela kelas inspirasi #StandUp4Life bagi warga binaan pemasyarakatan Lapas Cipinang hari ini ada sosok rendah hati yang begitu sigap melayani. Dari menyiapkan media pelatihan, menyiapkan sandal, bahkan mendampingi agar saya dan dua sahabat saya merasa nyaman dan aman selama berada di Lapas.

Pria paruh baya itu biasa disapa babeh, warga binaan pemasyarakatan Lapas Narkotika Cipinang. Babeh baru menjalani 2 tahun gemblengan lapas dari total 6 tahun yang dihadiahkan atas tindakannya menjadi bandar kecil-kecilan. Usai pelatihan di sore harinya, babeh tiba-tiba menghampiri dan hampir mencium tangan saya, sekonyong-konyong saya spontan kaget dan menarik tangan dengan sigap, khawatir kualat nantinya...hehehehe...

Saya jabat tangan dan memeluknya. Usai saya peluk babeh bercerita penuh haru "saya ini bersyukur lho mas ketangkep" katanya. "Loh kok bisa?" tanya saya. "iya karena ketangkep membuat saya kenal shalat dan kenal sahabat". "barpun sebenarnya saya mau ikut Pembebasan Bersyarat Oktober nanti, tapi rasanya saya lebih seneng disini, bisa ngelayanin orang yang pada mau training, nambah ilmu, terus kalo lagi capek ciyus nih saya tenang banget sholat dan ngediemin diri di masjid". Kata babeh yang dipercaya mengenakan seragam bertukiskan soundsman, dengan tugas utama mempersiapkan media pelatihan-pelatihan di lapas.

eh...ternyata ujian, masalah itu memang bagian dari nikmat. Yang namanya nikmat ya harus dinikmati sambil guyu. Babeh merupakan benar satu orang yang menertawakan hidupnya...guyu banget gitu.

Hidup pasti tak akan lepas dari masalah, karena memang hanya masalah yang paling setia dan selalu ada menemani kita. Bahkan ketika di akhiratpun kita belum lepas dari masalah, karena tiap-tiap jiwa akan dimintai pertanggungjawabannya, lebih berat pahala atau dosa ya.......?

Ujian atau musibah itu ya harus dinikmati dengan cara guyu yang ddalam konteks ini adalah bersyukur. Saya bersyukur dijadikan layaknya kelinci percobaan oleh para mahasiswa kedokteran di RSCM, karena itu membuat saya jadi lebih menghormati perasaan orang lain. Saya bersyukur pernah divonis hanya akan hidup hingga lima tahun kedepan, karena itu menjadikan hidup saya harus lebih berarti, bukan hanya hidup untuk meraih kesuksesan duniawi, tapi harus pula hidup memberi sebagai bentuk penyempurnaan dalam upaya mencapai kesuksesan akhirat.

So...sahabat guyu, ayo tertawakan hidupmu: nikmati tiap ujian dan musibah yang datang dengan hidup meraih dan hidup berbagi. Sebagaimana saya, sebagaimana babeh yang sekalipun menjadi pesakitan di Lapas dia mendedikasikan diri untuk membantu orang lain dalam rangkanya melayani Tuhannya.

------------------------
aeplopyu pul

Tidak ada komentar: