Jumat, 02 November 2012

Teko Ajaib

Jika anda diminta untuk menganalogikan diri anda dengan metafora kehidupan jawaban apa yang akan anda pikirkan? Mungkin ada yang akan menjawab seperti pohon pisang, pohon kelapa, lebah, semut, dan pastinya masih banyak lagi ya. Sayapun ditanya demikian oleh seorang peserta pelatihan "Cak Aep, seandainya anda diminta mengibaratkan diri anda dengan sesuatu metafora kehidupan, seperti apakah diri anda?". Pastinya sesuatu tersebut bukanlah syahrini ya. 

Jika saya diminta untuk mengibaratkan diri dengan metafora kehidupan maka saya akan menjawab bahwa saya adalah sebuah teko. Lho kok teko? ndak keren banget deh. Nah mari kita ulik pelajaran apa yang bisa kita ambil dari sebuah teko.

Sebelum menjadi teko yang bermanfaat, ia merupakan butiran biji alumunium, besi, ataupun stainless steel yang ditempa sedemikian rupa dalam panas bara api sehingga akhirnya didapatkan wujudnya sebagai teko. Ternyata berbagai macam gelombang cobaan dan tsunami ujian merupakan proses penyempurnaan diri. Sebagaimana sebuah pengibaratan bahwa pelaut yang handal tak akan lahir dari lautan yang tenang.

Ketika teko diisi air, ia tidak akan menyimpan air tersebut untuk dirinya sendiri. Teko memiliki corong yang mengarah keluar, bukan corong yang mengarah kedalam. Ternyata segala hal yang kita miliki, apakah harta, tahta, ilmu, maupun kasih sayang tidak akan bermanfaat jika hanya tersimpan dan kita nikmati sendiri. Segala hal yang kita miliki akan jauh lebih bermanfaat jika mampu kita berikan kepada sesama. Sebagaimana air yang dikeluarkan melalui teko, ketika airnya habis maka akan selalu ada ruang untuk diisi ulang. Seberapa banyakpun yang kita keluarkan kita tidak akan pernah merasa kekurangan, karena Tuhan sudah menyiapkan mekanisme isi ulang terhadap tiap kebaikan yang kita lakukan.

Seperti apapun ujian yang mendera yakinlah hal tersebut merupakan tahapan penempaan diri kita dalam menggapai raihan prestasi terdahsyat. Selain itu, apapun yang kita miliki akan jauh lebih bermaanfaat jika kita tebarkan kepada sesama, sebagai langkah penyempurnaan prestasi menuju kehidupan terbaik yang sudah Tuhan tetapkan untuk kita.

Tentunya masih banyak hal yang dapat kita pelajari dari sebuah teko ataupun metafora kehidupan lainnya. Dan ya! saya adalah sebuah teko. Sebagaimana nama saya adalah Arief [t]Eko Prasetyo....

- aeplopyu [I Love U] -

Tidak ada komentar: