Beberapa dari masyarakat, sahabat, atau mungkin diri kita
sendiri seringkali mengeluarkan perkataan "anjing" jika sedang kesal
dan untuk mencela perbuatan seseorang yang tidak kita sukai'. Dus, menyamakan
perilaku mereka seperti hewan anjing yang notabene terkadang kita cap sebagai
pribadi "penjilat" dan buruk lainnya.
Saya percaya agama manapun pasti melarang untuk mengumpat
apalagi mengutuk makhluk hidup lainnya. Sadarkan sahabat, ketika kita
mengeluarkan umpatan "anjing" bukan hanya si manusianya saja yang
kita "jelek-jelekkan", melainkan hewan anjing juga secara tidak sadar
ikut kita kutuk, padahal bagi seorang muslim, anjing merupakan salah satu hewan
yang dimuliakan oleh Allah Rabb Yang Maha Bersahaja, dalam Al Quran [Al kahfi],
selain lebah, semut, laba-laba, kuda, dan para burung.
Meskipun hal tersebut tidak mengurangi kemuliaan hewan anjing,
tetapi sesungguhnya perilaku tersebut justru mengurangi kemuliaan manusia
sebagai kaum yang beradab [homo sapiens]. Dalam spiritualitas islam, hewan
anjing merupakan gambaran kemuliaan manusia sebagai seorang hamba.
Anjing tidak pernah makan kekenyangan sebagai gambaran perilaku
orang sholeh. Tidurnya sedikit, gambaran para mujtahid. Anjing jika diusir maka
dia akan kembali pada tuannya, gambaran perilaku para shodiqin. Jika mati
anjing tidak meninggalkan bau busuk, sebagai gambaran perilaku hidup zuhud.
Dan, sejatinya anjing tidak pernah tidur diatas dipan, sebagai gambaran orang
yang ridho.
So, bukannya menyarankan hidup seperti hewan anjing, tetapi
hiduplah dengan menunjukkan kemuliaan hati dengan berperilaku layaknya makhluk
tertinggi.
Don't blame the dog's please!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar